Selepas bermain, mereka menuju tempat lainnya, masih dalam kehangatan yang sama, malah bertambah akrab. "Yuk, kita nonton. Kalau kau tak keberatan." Rey menggandeng mesra Joy, seakan dunia milik mereka berdua.
"Oh, oke." dan pergilah mereka berdua ke bioskop berlogo 12 yang saat itu tengah populer.
Bukan filmnya yang kemudian menjadi memorable, tapi hal penting berikutnya yang diucapkan Rey. Dalam keremangan bioskop yang dingin itu, diam-diam sambil menggenggam tangan Joy, ia berbisik, "Aku mau bilang sesuatu. Tapi Joy jangan marah ya."
"Bilang apa?"
"Janji dulu?"
"Oke, aku janji." Joy deg-degan. Jangan-jangan Rey mau menyudahi kencan ini?
Tapi Rey malah mempererat genggamannya dan menatap kedua mata Joy di balik kacamatanya.
"Aku bukan hanya suka padamu, Joy. Aku cinta kamu."
Dan sekali lagi, Rey terdiam membisu dalam momen, yang takkan pernah ia lupakan selamanya. Apa yang harus kujawab? Sejujurnya. Aku tahu, inilah jawabanku.
"Ya, aku juga. Aku mencintaimu juga, Rey."
Mereka tersenyum berdua. "Jadi mulai hari ini, Rey dan Joy resmi pacaran?" ujar cowok itu memastikan. "Benar, kau mau jadi milikku?"