"Ya. Aku suka kopi, teh, minum sendirian duduk di teras rumah saat hujan sambil membaca buku."
"Aku juga kutu buku. Toko buku, perpustakaan, tempat favoritku. Dan juga warnet, sebelum bertemu denganmu."
Rey menyesap kopinya. Ia tersenyum lagi, "Enak ya, ngopi bareng cewek cantik." gombalnya semakin berani.
"Bisa saja kamu Rey. Aku gak cantik."
"Kalau Joy gak cantik, aku gak mau ah." Rey berlagak kesal.
Giginya putih bersih, Joy tahu sedari pertama chat, ia tak merokok. Dan gadis itu sangat bersyukur, sebab sangat jarang ia bertemu cowok yang tak akrab dengan tembakau.
Joy ingin sekali tahu semua tentang Rey. Â Ia merasa pernah melihat pemuda ini sebelumnya. Wajahnya tak asing lagi, tapi dimana kira-kira ia pernah bertemu atau melihatnya? Ia tak dapat mengingat jelas.
"Aku senang kita akhirnya bertemu juga. Semua lagu yang kau rekamkan, aku dengar. Aku suka." Joy riang, baru kali ini kencannya begitu menyenangkan.
"Habis ini kita kemana, Joy?" Rey tampak masih sangat ingin melanjutkan kencan pertama mereka ke tempat lain. "Oh ya, kita nonton yuk?"
Ehh.. Joy tiba-tiba bergidik. Sudah lama sekali tak nonton dengan cowok. Di masa lalu dengan mantan, mereka bersikap biasa saja di dalam ruang bioskop yang gelap dan dingin. Tapi ini dengan Rey, yang baru pertama kali dijumpainya, dan walau tampaknya Rey sangat baik, tapi masih ada rasa malu yang sangat naif dalam diri Joy.
Setelah menghabiskan minuman mereka, Rey membawa Joy ke arena permainan koin dimana mereka mencoba Air Hockey, permainan koin dengan bola plastik ceper dimana kedua pemain berhadapan seperti dalam permainan tenis meja dan mencoba membobol gawang lawan di hadapannya. Sungguh seru main bareng sama gebetan, uh, pacar baru... Joy masih belum bisa percaya hari ini betul-betul terjadi.