Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

The Prince & I (9) : Sang Pangeran & Aku (preview)

8 Januari 2021   12:48 Diperbarui: 22 Maret 2021   12:52 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi karya @wiselovehope

Momen itu pun takkan pernah terlupakan. Berpelukan, bergenggaman tangan.

PDA banget ya, tapi Joy tak keberatan. Hanya saja, ia merasa risih pada awalnya, mengingat di sebelah mereka banyak motor lain dan mobil turut menanti lampu merah berubah hijau.

"Rey, ehm, aku..."

"Maaf, kau tak mau kupegang? Apakah aku lancang ya?" Rey hendak melepaskan tangannya, namun segera dicegah Joy.

"Tidak, tak apa-apa. Teruskan. Aku.. suka.."

Dulu sama mantannya Joy pernah bergandengan, namun tak seperti kali ini. Saat tangannya dipeluk oleh kedua tangan Rey dalam perhentian sesaat itu, sesuatu mengalir dalam dirinya, bagai darah yang hangat mengaliri pembuluhnya dan menimbulkan rasa yang baru kali ini ia rasakan. Ibarat air hangat menyiram kebekuan hatinya selama ini.

Sayang, lampu merah segera berganti hijau, mereka pun melanjutkan perjalanan ke sebuah mal di bilangan Kapital Evernesia.

Begitu masuk mal, dimana udara di dalamnya menyembur sejuk menyegarkan saat cuaca begini gerah, tiba-tiba tangan mereka bergenggaman. Dan sekali lagi Joy bergidik. Sudah sangat lama ia tak pergi berdua seakrab ini dengan cowok. Duh, kalau ada teman kampus lewat, bisa-bisa ia diledek. Cie, cie. Tapi berpasangan dengan pemuda semanis Rey, hatinya berbunga-bunga. Aku yang malah kurang pede, terlalu tomboy!

Pipinya terasa jengah. Rey masih terus tersenyum menatapnya, sambil berjalan turun naik eskalator mereka terus mengobrol asyik hingga akhirnya memilih sebuah kafe, duduk di pojok yang sepi.

"Selamat ya Joy. Kau sudah jadi sarjana seni. Aku calon sarjana komputer, tapi tahun depan. Semoga bisa segera menyusulmu. " Rey membelikan mereka berdua minuman dan duduk di sisinya. "Kau suka kopi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun