Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ibu Bermata Minus Tinggi pun Bisa Lahiran Normal! Asal..

29 Desember 2020   08:45 Diperbarui: 29 Desember 2020   08:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2010. Sebagai calon ibu muda dengan mata empat alias berkacamata tebal minus 8, penulis sempat divonis seorang dokter SpOG (Kebidanan dan Kandungan) di suatu rumah sakit ibu anak ternama di bilangan Jakarta Barat,

Ibu bila hamil dan melahirkan harus secara Caesar !!!

Penulis tentu saja terkejut. Selain karena resiko tinggi bagi pemakai kacamata yang bila melahirkan secara normal dapat mengakibatkan kebutaan (karena lemahnya kornea), penulis memiliki kondisi medis yang disebut Mioma Uteri. Artinya : tumor jinak yang tumbuh pada dinding rahim, dimana bila melahirkan normal akan merasa sakit dan bisa jadi sangat sulit apabila tumor tersebut membesar menghalangi jalan lahir.

Suami saya tidak puas dengan analisa dokter yang sama saat saya mengalami 'janin tak berkembang'pada kehamilan pertama di tahun 2010 dimana dokter yang sama memvonis "Ibu harus dikuret sekarang juga!". Berbagi informasi, dikuret itu resikonya sangat tinggi. Selain pendarahan, dinding rahim pun bisa robek hingga bisa-bisa rahim harus diangkat/tak bisa hamil lagi. Padahal saat itu kami belum punya anak.

Maka kami berdua segera pergi ke RSIA swasta di bilangan Jakarta Utara dimana dokter yang melayani jauh lebih ramah dan berkata : 

Tak perlu dikuret. Juga bila ibu nanti hamil lagi, melahirkan sebetulnya bisa normal asal dengan bantuan Epidural (bius lokal yang aman dan tidak menyakitkan yang disuntikkan di tulang punggung).

Akhirnya setelah 'bayi tak berkembang' berhasil dikeluarkan lewat jalan meminum obat tablet saja (relatif aman dan tak sakit, namun harus lewat resep dokter dan juga diperiksa lagi setelah berhasil dikeluarkan secara alami) kami berhasil hamil lagi sekitar 4 bulan setelahnya. Dan pada medio 2011 anak pertama laki-laki kami lahir dengan normal, Puji Tuhan, sehat tanpa harus Caesar! Juga dibantu bius Epidural, dimana tidak terasa sakit di perut setelah disuntikkan, hanya masih tersisa pegal di kaki saja.

Asal dengan teknik mengejan yang benar. Membuka mata, tak boleh merem, ikuti aba-aba dokter atau bidan.

Mioma Uteri masih ada, tapi ukurannya tak membesar, jadi tak perlu dioperasi untuk dibuang. Demikian pula ketika anak laki-laki kedua kami lahir tepat 7 tahun silam, di RS yang sama dengan penanganan dokter yang sama, tak butuh Epidural lagi karena sangat cepat dan lancar. Syukurlah, mereka hingga kini tumbuh cerdas dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun