Tantangan Gizi Global
Malnutrisi secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab utama kematian dan gangguan pertumbuhan di seluruh dunia.
Secara global, pada tahun 2011 sekitar 101 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami berat badan kurang dan 165 juta stunting. Pada saat yang sama, sekitar 43 juta anak di bawah usia 5 tahun kelebihan berat badan atau obesitas. Sekitar 90% anak stunting ada di 36 negara, dan anak di bawah usia 2 tahun paling terdampak kekurangan gizi. Hampir 20 juta anak di bawah usia 5 tahun menderita malnutrisi akut yang parah, kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan segera.
Pada tahun 2011, 6,9 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal, sebagian besar karena penyebab yang dapat dicegah seperti pneumonia, diare, malaria, dan kondisi neonatal. Sekitar 90% dari kematian ini terjadi di 42 negara, separuhnya terpusat di 6 negara. Dimana kurang gizi menempati lebih dari sepertiga kematian.
Peran Penting ASI dan Makanan Pendamping ASI
Ada 3 hal penting yang terbukti bisa menyelamatkan nyawa 1,5 juta anak di bawah usia 5 tahun setiap tahunnya :
- Peningkatan praktik pemberian ASI eksklusif,
- Pemberian makanan pendamping ASI yang memadai dan tepat waktu
- Pemberian ASI yang berkelanjutan hingga 2 tahun atau lebih
Kegagalan pertumbuhan selama masih dalam kandungan dan gizi buruk dalam dua tahun pertama kehidupan memiliki dampak penting terhadap kehidupan. Praktik pemberian ASI dan makanan pendamping yang tepat tidak hanya memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan gizi anak, namun juga memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan selama masa remaja dan dewasa. Diperkirakan 13 juta anak lahir dengan hambatan pertumbuhan dalam kandungan setiap tahunnya.
Defisiensi Vitamin A di Dunia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 190 juta anak balita (33,3% dari populasi usia prasekolah) kekurangan vitamin A, dengan sekitar 5,2 juta terkena rabun senja . Bayi serta anak kecil memiliki kebutuhan vitamin A yang meningkat untuk mendukung pertumbuhan yang cepat dan memerangi infeksi. Kekurangan vitamin A (KVA) yang parah pada usia ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, anemia dan kekebalan yang melemah, dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas akibat campak atau diare. KVA juga menjadi masalah bagi perempuan. WHO memperkirakan bahwa 9,8 juta wanita terkena rabun senja.
Defisiensi Zat Besi di Dunia
Defisiensi zat besi merupakan kekurangan gizi yang paling umum, dengan sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia terkena dampaknya. WHO memperkirakan bahwa 469 juta wanita usia subur dan sekitar 600 juta anak pra-sekolah dan usia sekolah di seluruh dunia mengalami anemia, dengan paling tidak setengah dari kasus disebabkan oleh kekurangan zat besi (iron deficiency anemia).
Bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun berisiko mengalami anemia defisiensi besi karena kebutuhan mereka yang meningkat untuk pertumbuhan yang cepat dan pemberian makanan yang sering kurang akan zat besi yang mudah diserap.
Kekurangan zat besi, dengan atau tanpa anemia, mungkin memiliki konsekuensi kesehatan yang penting bagi anak kecil, antara lain :
- Peningkatan kematian perinatal
- Perkembangan mental dan fisik yang tertunda
- Konsekuensi perilaku negatif
- Penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan
- Gangguan kinerja fisik