Mohon tunggu...
Randi Ahmad Fachrezi
Randi Ahmad Fachrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Program Studi Televisi dan Film - Universitas Jember

Mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Budaya Prodi Televisi dan Film Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghidupkan Kota lewat Ekosistem Ekonomi Kreatif dengan Menyatukan Kolaborasi, Inovasi, dan Potensi Lokal

15 November 2024   14:43 Diperbarui: 15 November 2024   14:54 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Denpasar adalah contoh sempurna bagaimana sebuah kota memanfaatkan potensi lokalnya untuk mendukung ekonomi kreatif. Dengan kekayaan seni dan budaya yang mendalam, Denpasar menjadi pusat bagi berbagai kegiatan kreatif, mulai dari seni pertunjukan, kerajinan tangan, hingga desain produk. Produk-produk lokal seperti patung, kain tenun, dan perhiasan khas Bali telah menjadi komoditas yang diminati oleh pasar internasional. Tantangan dalam mengangkat potensi lokal adalah menjaga otentisitasnya. Banyak produk lokal yang kehilangan esensi budaya mereka ketika terlalu banyak dimodifikasi untuk memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan komunitas kreatif untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan inovasi.

Menyatukan Kolaborasi, Inovasi, dan Potensi Lokal

Ketika kolaborasi, inovasi, dan potensi lokal disatukan dalam sebuah ekosistem ekonomi kreatif, hasilnya adalah kota yang tidak hanya hidup tetapi juga berkembang secara berkelanjutan. Kota-kota seperti Yogyakarta, Bandung, dan Denpasar telah menunjukkan bahwa ekonomi kreatif tidak hanya membawa manfaat ekonomi tetapi juga sosial. Dengan menciptakan ruang bagi kreativitas, kota-kota ini berhasil membangun identitas yang kuat dan menarik perhatian dunia. Membangun ekosistem ekonomi kreatif membutuhkan komitmen jangka panjang. Pemerintah harus menyediakan kebijakan yang mendukung, seperti insentif pajak atau kemudahan perizinan.

Menghidupkan kota melalui ekosistem ekonomi kreatif bukanlah sekadar strategi ekonomi, melainkan sebuah cara untuk menciptakan kota yang lebih bermakna. Dengan kolaborasi yang erat, inovasi yang berkelanjutan, dan pemanfaatan potensi lokal, kota-kota di Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat ekonomi kreatif yang diakui secara global.

Di masa depan, keberhasilan sebuah kota tidak lagi diukur dari jumlah gedung pencakar langit atau luasnya jalan tol, melainkan dari bagaimana kota tersebut memberdayakan kreativitas warganya. Dengan menjadikan ekonomi kreatif sebagai prioritas, kita tidak hanya membangun kota yang kompetitif tetapi juga kota yang inspiratif. Kota yang tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat berkembangnya ide, budaya, dan identitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun