Mohon tunggu...
Randhy Hariyadi
Randhy Hariyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Aku memang hanya bisa bisa dan menulis. Tapi itu lebih baik daripada aku diam dan ikut larut dalam kesesatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semua Sama di Mata Tuhan, tapi....

6 Juli 2014   03:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:19 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang sama dimata Tuhan, ya mungkin kalimat itulah yang sering kita dengar. Tapi apakah itu sama dengan apa yang terjadi saat ini. Entahlah!!!!

Semua orang sama dimata Tuhan, baik itu derajat, kasta ataupun tahta. Dimata Tuhan yang membedakan mereka hanya satu yaitu amal ibadahnya.

Semua orang sama dimata Tuhan, tapi dimata hukum orang yang punya uang akan lebih diutamakan. Tidak peduli lagi apa itu kebenaran, tidak ada lagi kesamaan hak, yang ada hanya kesamaan "deal" untuk sebuah materi.

Semua orang sama dimata Tuhan, tapi bagi pelayan kesehatan orang yang punya tahta akan lebih diutamakan. Sementara orang miskin yang sangat membutuhkan pertolongan diabaikan.

Semua orang sama dimata Tuhan, tapi bagi para politikus kepentingan partai dan kesolidan kongsi lebih diutamakan. Tidak ada lagi kesamaan tujuan untuk kepentingan rakyat. Yang ada apa kata "tuan" itulah yang sama-sama mereka perjuangkan.

Semua orang sama dimata Tuhan, tapi bagi pemimpin berbeda. Harta duniawi dan ketenaran diri lebih penting, lebih penting pencitraan daripada pekerjaannnya sebagai pelayan masyarakat. Tidak ada yang sama bagi mereka, kecuali sama-sama berpikir mencari keuntungan tanpa memikirkan kerugian yang ditanggung rakyat.

Semua orang sama dimata Tuhan, tapi bagi para anggota DPR tidak demikian. Apa kata teman koalisi, dan apa kata juragan itu yang lebih diutamakan, tidak ada lagi kesamaan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun