Bima adalah sebuah kabupaten yang berada di ujung timur pulau Sumbawa dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, dengan nilai kebudayaan yang masih tetap di jaga dan terus dilakukan.
Dengan beragam perbedaan dari berbagai masyarakatnya sekarang Bima terus berdarah dan terus menangis dengan banyaknya pertikaian dan musibah yang terus terjadi. Pertikaian antara kubu masyrakat yang masih sangat awam, sehingga tidak mampu berpikir dengan akal jernih dan logika yang sehat.
Pertikaian yang terus membuat korban terus berjatuhan, sa’at ini konflik yang masih sangat ramai dan hangat adalah pertikaian antara masyarakat Desa Laju dengan Desa Tolo Uwi, suatu hal yang tidak logis dimana kedua desa itulah desa yang bersebrangan dan masih memiliki ikatan kekeluargaan antara masyarakatnya.
Sebagai warga Bima saya sangat menyayangkan kejadian ini, karena kita tidak pernah di didik untuk membangkang dan melawan atau menghancurkan yang lemah, masyarakat Bima adalah masyarakat yang cerdas dan kritis saya tahu itu, kenapa hal seperti ini terus terjadi di kalangan masyarakat Bima.
Bima sudah sangat mengenal pendidikan, dimana pendidikan mengajarkan kita untuk menjadi orang hebat dan orang sukses, bukan menjadi pemenang dan perusuh, nilai-nilai budaya Bima sudah hilang bak ditelan bumi dan di makan zaman.
Kembalikan Bima yang dulu, Bima yang damai dan Bima yang ramah dan harmonis yang memang memiliki ikatan persaudaraan yang tinggi, dan memiliki toleransi yang mampu menghargai antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
Kita bisa, kita mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan kepala dingin, tanpa perlu adanya kekerasan mental dan fisik didalamnya, karena itu hanya membuat kerugian materi dan kerugian fisik untuk seluruh masyarakat yang berkonflik didalamnya.
Akhir artikel ini saya menghimbau untuk seluruh masyarakat dan warga Bima untuk menjaga kesatuan dan persatuan di antara masyarakat masing-masing “ KAMBALI MBOJO MANTOI KATAHO DANA RO RASA” ( Kembalikan BIMA yang dulu, Perbaiki tanah dan kerukunan masyarakat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H