Generasi Z atau sering disebut Gen-Z merupakan kelompok individu yang lahir pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka adalah generasi yang tumbuh dalam era teknologi digital dengan akses cepat ke informasi melalui internet dan media sosial. Belakangan ini Gen-Z selalu menjadi topik pembicaraan hangat. Banyak isu-isu yang menyelimuti Gen-Z mulai dari isu kesehatan mental, isu terkait dengan perilaku sosial sampai isu terkait perilaku konsumtif yang diduga membuat Gen-Z akan sulit memiliki financial yang stabil di masa depan. Terlebih lagi di era yang penuh dengan perubahan ini, Gen-Z sering kali terpengaruh oleh tren dan budaya pop, termasuk dalam hal mode dan aksesori.
Salah satu tren yang sedang naik daun di kalangan Gen-Z adalah bag charm. Aksesori kecil ini menggantung pada tas, dan memberikan kesan unik dan lucu. Bag charm tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi biasanya juga sebagai cara bagi Gen-Z untuk mengekspresikan diri dan kepribadian. Contohnya seperti Labubu yang telah mencuri perhatian Gen-Z dengan designnya yang lucu, menarik dan berwarna-warni, membuat benda ini menjadi "must-have" bagi para Gen-Z.
Labubu merupakan sebuah boneka berwujud monster yang diproduksi oleh Pop Mart. Karakter ini merupakan bagian dari "The Monster," sekelompok karakter fiksi yang diciptakan oleh Kasing Lung, seorang seniman asal Hong Kong. Karakter ini sebenarnya sudah ada sejak 2015. Namun mulai meledak lagi karena salah satu member girl group K-pop yang sudah mendunia yaitu LISA BLACKPINK memakai boneka ini menjadi bag charm dan mengunggah fotonya di akun instagram pribadi miliknya pada April 2024. Postingan Lisa tersebut sangat menarik perhatian fans dan memberikan dampak luar biasa sehingga boneka ini menjadi viral di berbagai negara salah satunya Indonesia
Namun munculnya fenomena Bag charm juga menjadi bagian dari fenomena FOMO (Fear of Missing Out) yang banyak dialami oleh Gen-Z. Ketika melihat teman-teman atau influencer memperlihatkan bag charm terbaru di media sosial, Gen-Z sering merasa tertekan untuk mengikuti tren tersebut agar tidak merasa tertinggal. Rasa cemas ini mendorong perilaku konsumtif, di mana Gen-Z merasa perlu untuk membeli aksesori yang sama atau serupa agar tetap dianggap "kekinian". Bahkan, banyak dari mereka yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah yang cukup besar dan mengantri berjam-jam demi memiliki aksesori ini. hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh tren dan keinginan untuk tampil stylish di kalangan Gen-Z.
Di tengah dorongan untuk berbelanja dan mengikuti tren, penting bagi Gen-Z untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang konsumerisme agar bisa mengontrol diri. Sekarang aku mau kasih tahu kamu biar kamu tambah paham tentang konsumerisme dan biar nggak terjebak dalam perilaku konsumtif. Konsumerisme berakar dari konsumtif, suatu perilaku yang timbul dari keinginan membeli barang/jasa untuk kepuasan pribadi. Perilaku konsumtif cenderung tidak memandang manfaat atau urgensi dari barang/jasa tersebut. Seseorang yang terjebak dalam gaya hidup konsumerisme akan kesulitan untuk mengontrol diri dalam mengatur pengeluaran. Maka dari itu, seorang yang memiliki gaya hidup konsumerisme akan cenderung berperilaku boros.
Nah, udah paham kan? apa itu gaya hidup konsumerisme dan perilaku konsumtif, kalau kamu terus menjalani gaya hidup seperti itu, kedepannya nanti akan berdapak negatif bagi kehidupan kamu. Sekarang kita bahas yukkk beberapa tips yang bisa membantu kamu jadi pribadi yang lebih bijak dalam mengolah keuangan
1. Pahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan
Kebutuhan mencakup barang atau jasa yang esensial untuk hidup dan keseharian, seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Sedangkan keinginan adalah hal-hal tambahan yang memberi kesenangan tetapi tidak esensial, seperti aksesori dan tren terbaru. Kamu bisa buat daftar barang yang benar-benar diperlukan dan tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini kebutuhan atau hanya keinginan?” Pertimbangkan untuk menunda pembelian barang keinginan selama beberapa hari untuk menghindari keputusan impulsif.