Jepang mendefinisikan individu penyandang disabilitas sebagai seseorang dengan disabilitas fisik, seseorang dengan disabilitas intelektual, seseorang dengan disabilitas mental, dan orang lain dengan disabilitas yang memengaruhi fungsi tubuh atau pikiran yang berada dalam keadaan menghadapi keterbatasan substansial dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan sosial mereka secara terus-menerus karena disabilitas atau hambatan sosial. Meskipun keterbatasan ini mungkin mengubah cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar, penyandang disabilitas, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk hidup mandiri, mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan berkontribusi pada komunitas mereka.
Merujuk pada salah satu prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) adalah “Leave No One Behind”. Di Jepang, berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan prinsip tersebut, banyak produk dan layanan dikembangkan untuk membantu para penyandang disabilitas bergerak bebas di kota. Perkembangan teknologi telah membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kehidupan penyandang disabilitas. Di Jepang, negara yang terkenal dengan inovasi teknologi canggih, beberapa terobosan telah dikembangkan untuk memudahkan kehidupan sehari-hari para penyandang disabilitas. Dua contoh teknologi yang memiliki peran besar dalam hal ini adalah Ashirase dan WheeLog! Teknologi ini dirancang khusus untuk membantu individu yang mengalami keterbatasan fisik dalam mobilitas, terutama mereka yang memiliki gangguan penglihatan dan mobilitas.
- Ashirase: Teknologi Panduan Bagi Penyandang Disabilitas Visual
Ashirase merupakan sistem navigasi untuk para tunanetra. Ashirase rencananya akan dipasarkan pada akhir tahun fiskal tanggal 31 Maret 2023. Fungsi dasarnya dibuat sederhana agar harganya tetap rendah, tetapi ada rencana untuk mengembangkan serangkaian fungsi opsional juga. Ashirase menggunakan informasi lokasi dari telepon pintar untuk menentukan rute pengguna. Perangkat tersebut, dengan sensor gerak dan kompas elektronik bawaan, bergetar untuk memandu pengguna ke tujuan. Teknologi ini dipasang di sepatu pengguna dan terhubung ke aplikasi telepon pintar, perangkat kecil ini memberi petunjuk kepada pengguna ke mana harus pergi melalui getaran.
Ashirase diciptakan oleh tim di Honda Motor Co. Ltd. sebagai bagian dari inisiatif mereka dalam mendukung inovasi teknologi yang inklusif. Mantan insinyur di Honda Motor Co., Ltd., CHINO Wataru mengetahui bahwa para tunanetra menjalani hidup dengan memanfaatkan sepenuhnya semua indera mereka selain penglihatan. Teknologi ini memungkinkan penyandang tunanetra merasakan kebebasan dan kemandirian yang lebih besar dalam bergerak di ruang publik. Pengguna dapat memprogram tujuan perjalanan melalui aplikasi, dan Ashirase akan memberikan petunjuk arah melalui getaran yang terkoordinasi dengan sistem GPS di ponsel. Ini tidak hanya meningkatkan mobilitas, tetapi juga mengurangi kecemasan yang sering dialami oleh penyandang disabilitas visual ketika berada di luar rumah tanpa pendamping.
Menurut studi dari National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) di Jepang, teknologi berbasis sensor seperti Ashirase membantu mengurangi angka kecelakaan dan meningkatkan rasa aman bagi tunanetra. Teknologi ini juga dinilai lebih praktis dibandingkan alat bantu tradisional yang bergantung pada bantuan fisik orang lain atau anjing pemandu. Dengan demikian, tujuan Ashirase adalah untuk mendukung para tuna netra saat mereka berjalan dengan menyediakan navigasi dari kaki mereka, tanpa mengganggu penggunaan indera mereka. Dengan memastikan lingkungan yang memungkinkan orang-orang memperhatikan lingkungan sekitar mereka, bahkan orang-orang yang memiliki gangguan penglihatan akan dapat berjalan di luar rumah dengan aman.
- WheeLog!: Aplikasi untuk Penyandang Disabilitas Fisik
WheeLog! adalah aplikasi yang dibuat berdasarkan pengalaman pengembangnya, ODA Yuriko, yang didiagnosis dengan penyakit "miopati distal" yang sulit disembuhkan di awal usia 20-an. WheeLog! merupakan aplikasi pertama di dunia yang menggunakan peta untuk merekam dan membagikan rute yang telah ditempuh pengguna dengan kursi roda, sehingga pengguna lain dapat melihat rute yang dapat diakses kursi roda secara sekilas, bahkan di kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Selain itu, berbagai jenis informasi terkait bebas hambatan, seperti lokasi toilet yang dapat diakses kursi roda, lift, dan jalur landai, dikumpulkan melalui kiriman pengguna untuk mendukung pengguna kursi roda dalam kegiatan aktif mereka. Saat ini, ada 29.000 pengguna, yang sekitar 30 persennya adalah pengguna kursi roda. Wheelog! merupakan satu-satunya peta crowdsourced di dunia yang memungkinkan untuk memvisualisasikan rute yang sebenarnya telah diambil oleh pengguna kursi roda.
WheeLog! berperan penting dalam mengurangi hambatan mobilitas yang dialami oleh para penyandang disabilitas fisik. Di banyak negara, termasuk Jepang, meskipun aksesibilitas bagi disabilitas telah diatur oleh hukum, masih banyak tempat yang belum sepenuhnya ramah disabilitas. Aplikasi WheeLog! menawarkan solusi dengan memungkinkan pengguna untuk saling berbagi informasi mengenai lokasi yang ramah disabilitas atau memberikan peringatan tentang tempat yang tidak mudah diakses.
Dalam studi yang dilakukan oleh Japan Society for Rehabilitation of Persons with Disabilities (JSRPD), aplikasi seperti WheeLog! berperan dalam meningkatkan partisipasi sosial dan ekonomi para penyandang disabilitas. Pengguna kursi roda yang sebelumnya merasa kesulitan untuk bepergian ke area baru kini bisa merencanakan perjalanan mereka dengan lebih percaya diri dan efektif, berkat informasi yang tersedia di WheeLog!. Ini meningkatkan kesempatan mereka untuk terlibat dalam berbagai aktivitas sosial, pekerjaan, serta pendidikan. WheeLog!, yang juga memiliki banyak pengguna yang berbadan sehat, telah menjadi alat untuk berbagi informasi tanpa hambatan dengan semua orang. Aplikasi ini tersedia dalam 10 bahasa berbeda dan dapat digunakan di luar Jepang.