Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Masa Depan Dakwah di Tengah Era AI

21 Agustus 2023   17:31 Diperbarui: 21 Agustus 2023   17:39 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi robot yang digerakan oleh AI. Sumber: pexels.com

Namun, seperti semua inovasi teknologi, ada tantangan dan pertimbangan etis yang perlu diatasi. Pertama, ada risiko bahwa kehadiran pendakwah virtual berbasis AI dapat menggantikan dimensi kemanusiaan dalam dakwah. Pengalaman manusiawi, seperti empati, interaksi tatap muka, dan nuansa emosional, mungkin sulit dihasilkan oleh teknologi.

Kedua, ada kekhawatiran tentang penyalahgunaan teknologi ini. Jika tidak diatur dengan baik, pendakwah virtual dapat digunakan untuk menyebarkan pesan yang salah, memecah belah masyarakat, atau memanipulasi keyakinan.

Kemudian, implikasi sosial dari pendakwah virtual berbasis AI dalam dakwah sangatlah kompleks. Di satu sisi, teknologi ini dapat memungkinkan pesan-pesan agama mencapai lebih banyak orang dengan cara yang lebih mudah diakses dan dimengerti.

Namun, di sisi lain, potensi penggantian interaksi sosial manusiawi dengan teknologi dapat menghasilkan isolasi sosial dan ketidakmampuan dalam memahami perasaan manusia. Selain itu, kesulitan membedakan antara pendakwah manusia dan virtual dapat mengaburkan batas antara realitas dan buatan.

Pendakwah virtual berbasis AI dalam dakwah menghadirkan tantangan baru yang perlu ditangani dengan bijaksana. Penting bagi komunitas agama dan teknologi untuk bekerja sama dalam mengembangkan panduan etika yang mengatur penggunaan teknologi ini. Masyarakat juga perlu disadarkan akan peran teknologi ini sebagai pelengkap---bukan pengganti---dalam dakwah.

Kita harus melangkah menuju masa depan dakwah yang terhubung, di mana teknologi AI digunakan untuk memperluas cakupan pesan agama tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Mengembangkan pendakwah virtual yang mampu berinteraksi secara empati dan menjunjung tinggi etika adalah tantangan yang perlu dihadapi.

Pada akhirnya, pemanfaatan kecerdasan buatan sebagai penceramah virtual dalam dunia dakwah menawarkan pandangan yang menarik tentang bagaimana teknologi dapat berjalan dengan agama. Meskipun teknologi AI memberikan potensi besar dalam menyebarkan pesan-pesan agama secara lebih luas dan interaktif, kita harus mengingat pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam menghadapi masa depan dakwah yang dipengaruhi oleh teknologi AI, kita perlu memahami bahwa teknologi ini hanyalah alat, bukan tujuan akhir. Tujuan utama dari dakwah tetaplah untuk menyebarkan pesan agama, membangun pemahaman yang mendalam, dan menginspirasi perubahan positif dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan teknologi AI dalam dakwah harus diarahkan untuk mendukung tujuan-tujuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun