Apa yang terbesit di benak kalian ketika mendengar kerusakan ekologi? Pencemaran air dan udara oleh industri, perusakan hutan oleh korporasi, pembangunan yang tidak tepat merupakan sebagian faktor dari kerusakan ekologi yang disebabkan oleh tangan manusia.
Manusia memang sering merasa superior atas lingkungan dan makhluk lainnya sehingga apa dan siapa yang bukan bagiannya adalah objek yang halal untuk diekploitasi demi memenuhi hasrat duniawinya. Padahal, keberlangsungan hidup makhluk hidup di bumi bergantung pada manusia yang dalam Islam diberi gelar khalifah.
Gelar yang secara eksplisit dan teologis disebutkan dalam Al-Quran itu kerap disalahartikan sehingga mengalami peyorasi makna. Sebagian dari kita menginterpretasikan khalifah sebagai penguasa penuh atas makhluk hidup.
Lantas, bagaimana agama berperan dalam ranah ekologi, khususnya Da'I sebagai juru dakwah risalah kenabian dan ajaran agama?
Dalam Islam, manusia memiliki tugas yang sebagai khalifatullah (pemimpin) atas semua makhluk hidup yang ada di muka bumi. Manusia mengemban amanat sebagai penjaga ekosistem yang amat beragam di dalamnya. Hal ini berkelindan dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 30 yang artinya "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Kita perlu merefleksikan tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Bahwa kerusakan ekologi dan lingkungan yang diciptakan oleh tangan-tangan manusia adalah sebuah kemungkaran yang dilarang oleh agama.
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas Da'I untuk mengajak umat manusia kepada gerakan sadar lingkungan hidup dan mencegah kerusakan ekologi dalam materi dakwahnya. Bukan hanya materi tentang akhirat sebab jalan menuju ke sana dikalkulasikan dari tindak-tanduk kita di dunia, khususnya dalam mengemban amanat yang amat berat ini. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Qs. Al-Anbiya: 107).
Kerusakan ekologi juga menjadi tanggung jawab pemegang kekuasaan yang memiliki power dalam mengatur undang-undang lingkungan hidup. Bukan malah memperparah demi hasrat perut. Roy Murtadho mengatakan bahwa kerusakan ekologi bukan hanya disebabkan oleh kebisuan tokoh agama, melainkan oleh kepentingan politis yang berlindung dalam terma "moderasi", bahkan ada yang secara terang-terangan menerima dana dari korporasi perusak lingkungan denhan dalih kesejahteraan masyrakat, tetapi yang terjadi adalahnya sebaliknya.
Jangan sampai kita yang diberikan gelar mulia ini justru malah bertransformasi menjadi sebab kerusakan lingkungan hidup dan kehancuran peradaban umat manusia. Semua pihak termasuk Da'I dan pemerintah turut andil dalam keberlangsungsn ekologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H