Mohon tunggu...
Ryas Ramzi
Ryas Ramzi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa S1 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Sering menepi di sudut-sudut kota untuk memproduksi ide-ide yang akan dibagikan dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dahulu Tempat Singgah Pejuang Kemerdekaan, Kini Mushola Ini Paling Ramai Se-Depok

1 Januari 2022   18:50 Diperbarui: 1 Januari 2022   20:03 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depok - Masjid dan mushola saat ini umumnya memiliki keindahan arsitektur yang memukau dan membuat mata kita terbelalak seraya bergumam dalam hati "Masya Allah sungguh indah". Akan tetapi, dibalik keindahan itu tersimpan ironi yang mengiris hati; hanya ramai pada waktu-waktu tertentu, hanya dibuka ketika waktu salat, saf salat tidak penuh, politisisasi struktur DKM, bahkan segregasi mazhab.

Mushola Al-Kahfi yang berlokasi di Gg. Golf, Parung Bingung, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok ini memiliki ciri khas yang unik. 

Di saat umat Muslim beramai-ramai saling membangun kemegahan bangunan rumah peribadatan--masjid dan mushola--yang memanjakan mata, mushola ini justru sebaliknya; memiliki daya tarik atau ciri khas tersendiri, yaitu jamaah tidak pernah sepi alias saf hampir selalu penuh setiap 5 waktu salat dan paling ramai se-Kota Depok.

Mushola ini dibangun di area pemukiman multikultur. Meskipun pendiri yang mewakafkan bangunan ini memiliki background Nahdlatul Ulama, Mushola ini terbuka untuk semua golongan (Islam) yang ingin beribadah. Tidak pandang suku, ras, status sosial, dan mazhab selagi Tuhan yang disembah sama---Allah SWT.

Tidak heran karena ekses keterbukaan untuk semua golongan, Mushola ini menjadi paling ramai se-Kota Depok. "Mushola ini paling tua dan rame se-Depok. Coba aja riset dan tanya masyarakat," ujar Zainul Fatah, Penasehat DKM Al-Kahfi, Sabtu (01/01/2022).

Mushola Al-Kahfi bukan saja tempat beribadah masyarakat sekitar, melainkan di luar itu. Pedagang dari luar Kota Depok kerap kali singgah untuk bermalam di sini. Bahkan, setiap memasuki Kota Depok, kembali lagi untuk beristirahat di sini.

Setiap minggu pada Kamis malam, pemuda sekitar rutin mengadakan pengajian. Ditambah kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi Masjid sekitar untuk melaksanakan ibadah, Mushola ini menjadi kian ramai dan saat ini pelaksanaan ibadah salat Jumat dilaksanakan di sini.

Mushola Al-Kahfi selama ini telah menjadi gelaran kegiatan keagamaan; tarawih, idul fitri, idul adha, akad nikah, pengajian yang memiliki jamaah membludak hingga ke jalan.

Secara historis, Mushola Al-Kahfi adalah sebuah langgar atau surau kecil. Didirikan pada tahun 1930 oleh Alm. H. Arba. Penamaan Mushola ini merujuk Qur'an surat Al-Kahfi yang berarti Gua. 

Secara filosofis, gua pada surat Al-Kahfi adalah tempat berlindung Ashabul Kahfi dari kejaran Raja Dikyanus yang kejam. Pada masa pra-kemerdekaan, Mushola ini menjadi tempat berlindung dan bersembunyi para pejuang dari kolonial. Dahulu, area sekitar Mushola adalah rawa-rawa. Maka cukup strategis untuk bersembunyi.

Kemudian, pada pasca-kemerdekaan. Mushola ini bertransformasi menjadi pesantren kalong yang diasuh oleh generasi kedua, yaitu Alm. H. Husaini dan Alm. H. Maturidi lulusan Pesantren Al-Muntai Kalimantan. Sederet tokoh agama dan tokoh masyarakat (Toga Toma) hingga lembaga pendidikan yang berada di area sekitar---Parung Bingung dan Grogol---lahir dari asuhan Mushola Al-Kahfi.

Saat ini, Mushola Al-Kahfi memiliki luas 400 meter per segi. Pengurus DKM dan masyarakat memproyeksikan perluasan lahan menjadi 700 meter per segi dan menjadikannya Masjid mengingat eskalasi kependudukan setempat yang meningkat setiap tahun. Dengan demikian, Mushola ini telah mengalami 4 kali renovasi total.

"Planning pembangunan adalah untuk menciptakan infrastruktur yang memadai. Di antaranya lahan parkir dan sarana olahraga. Sehingga nanti jika ada hajatan ataupun kegiatan lain dapat menggunakan area Al-Kahfi," tutur Zainul Fatah.

Kalau kita mencari peninggalan bersejarah ataupun keindahan arsitektur yang memanjakan mata, Mushola Al-Kahfi belum memenuhi syarat itu. Akan tetapi, jika kita mencari esensi dari rumah peribadatan yang religius, ramai, dan damai, Mushola Al-Kahfi sangat memenuhi syarat itu dan semangat beribadah juga harus diimbangi dengan infrastruktur yang memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun