Mohon tunggu...
Ramyi Prayogani
Ramyi Prayogani Mohon Tunggu... Human Resources - Penggiat Sosial dan Penulis Bebas

Pembelajar , Penggiat Sosial dan Penulis Bebas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Karantina Orang Bukan Karantina Pasar

6 April 2020   18:28 Diperbarui: 6 April 2020   18:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemaren dua pertokoan besar di Surabaya ditutup dan satu pertokoan besar di Jakarta , diperpanjang penutupannya hingga akhir bulan April. Apa semua pedagang disana positif Corona? , tentu tidak , bahkan diSurabaya pedagang yang positif hanya 4 saja. Tapi dikhawatirkan adanya pedagang yang  ODP dan PDP yang belum terdeteksi disana , maka diputuskan lebih baik ditutup. 

Tidak  terbayang berapa kerugian para pedagang disana akibat penutupan itu. Untuk PGS dan pasar Kapasan bisa mengalami kerugian milyaran per hari , apalagi pasar tanah Abang Jakarta bisa rugi triliunan. Belum lagi kerugian pengusaha mikro dan UMKM yang  perekonomiannya terkait dengan adanya pasar pasar tersebut. Itu seperti kerugian karantina lokasi tanpa penghuni. Karena sesungguhnya konsep dasarnya karantina adalah isolasi orang , lokasi itu mengikuti.

Semestinya hal ini bisa dihindari apabila Pemda setempat segera melakukan kebijakan karantina wilayah terbatas pada unit wilayah RT. Mengapa lebih baik melakukan karantina wil RT lebih awal , jika ditemukan satu penderita positif Corona?, karena biaya yang lebih murah , hitungan kasarnya bila satu RT  terdiri 100 KK , hanya dibutuhkan kurang lebih 175 juta rupiah , dengan asumsi per KK diberikan BLT dan sembako senilai total 125 ribu/ hari (UMR surabaya) , selama 14 hari.  

Ditambah anggaran konsumsi  akomodasi untuk polisi dan satpol PP sebagai pengawas dan penjaga wilayah karantina sejumlah 40 orang (berdasar asumsi ada 8 pintu keluar masuk setiap RT yang dikarantina), biayanya sekitar 4 juta per hari, jadi totalnya cuman 231 juta saja.

Jadi jelas sekali , bila karantina dilakukan lebih awal dengan berfokus pada tempat tinggal individu positif corona lebih murah biayanya dan tidak mengganggu perekonomian daerah , khususnya masyarakat kecil , dibanding penutupan pasar atau lokasi perdagangan. Semoga segera dibuat protokol karantina wilayah terbatas dan pemberlakuannya. Sehingga tidak terjadi penutupan penutupan pasar lainnya. Apakah akan terjadi kerusuhan bila terjadi karantina wilayah RT ? 

Bisa jadi kerusuhan bila tidak ada jaminan biaya hidup selama 14 hari, kalaupun misalnya terjadi masih bisa dilokalisir dengan petugas yang ada. Justru kalau terus menerus terjadi penutupan pasar , perekonomian masyarakat akan terganggu. Sementara itu belum ada kepastian kapan wabah ini akan berakhir. 

Jumlah anggaran penanggulangan Corona prov Jatim sekitar 2,3 triliun , dengan penderita covid19 sejumlah 183 saja. Sementara di Surabaya jumlah positif covid19 adalah 103 orang, dengan APBD 8 triliun lebih, sehingga lebih dari cukup untuk menanggulangi virus Corona dengan karantina wilayah terbatas , untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat sekaligus memutus mata rantai penyebaran virus Corona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun