Apakah nanti ada yang mengetuk pintu-pintu rumah, menawarkan selembaran yang membawa para pemilih berileran?
Jika iya, mereka seperti ikan diselokan, berenang di arus politik yang keruh,
Tetapi selalu berharap kedekatnya akan ada kejernihan,
Namun bagaimana akan jernih, jika ada budidaya yang seperti itu,
Lalu, ketika yang dipilihnya menang dan ternyata bobrok, lalu menyalahkan segala halnya, seakan-akan paling menderita.
Di tengah riuhnya kampanye, ada keraguan yang menghantui,
Penyair kecil ini ingin berkata,
Tapi kata-katanya tak sebanding dengan janji-janji manis,
Yang pastinya, nanti akan kita dengar di setiap panggung pemilihan.
Begitulah puisi dituliskan, ditengah-tengah para penduduk atau pemilih yang ingin perbaikan,
Sebagai penyair, aku hanya ingin menyampaikan cinta pada negara, pada tempat yang telah dilindungi dengan puluhan, ratusan, bahkan jutaan nyawa,