Mohon tunggu...
Mayang Rahayu
Mayang Rahayu Mohon Tunggu... -

-Mayang Manguri Rahayu\r\n-Bandung, Indonesia \r\n-English, Indonesian, Sundanese, Javanese, Little Spanish (Languages)\r\n- Environmentalist, Traveler, Next Lecture of Hydrological aspect and Groundwater Engineering, Jazz Music, Vocalist, Cultural observer.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rampak Warna Bumi

7 Agustus 2011   07:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernyataan Hijau Green (Eng.) atau Hijau(Ina.).  Warna di alam yang dipantulkan dari klorofil ini adalah lambang keasrian alam. Sewajarnya, udara sejuk terhembus bila sang hijau berdiri kokoh di sekitar kita selain itu panas matahari dapat tertangkap dahulu dalam tubuhnya sebelum memasuki pori-pori kulit kita. Proses biokimia anabolisme yang dapat dilakukan oleh sang hijau- fotosintesis, adalah sesuatu yang sangat berjasa pula bagi perikehidupan makhluk di bumi. Bagaimana tidak, fotosintesis adalah 'dewa' bagi proses energi, selain itu kebutuhan pembakaran tubuh sebagian besar makhluk hidup di bumi sangat tergantung pada oksigen yang dihasilkan dari proses ini. Dari sinilah, istilah 'green' berasal dan banyak dipakai . Perlambang sumber kehidupan di muka bumi atas jasa-jasa yang dihasilkan, sangat akrab dengan istilah dari hal-hal berbau isu lingkungan hidup dan kebumian.  Nama yang terasa sangat membudaya dalam  'penyelamatan bumi' itu sendiri, telah merasuki hal-hal yang menyangkut tren dan gaya hidup. Rampak Warna Bumi Jika lebih dekat mengkaji hal-hal ekologis dalam kehidupan kita sehari-hari, apakah hanya ada sang hijau disana? Sejalan kepekaan manusia terhadap warna bertumbuh, manusia kemudian mengenal dengan sendirinya warna-warna alam semesta, utamanya elemen-elemen di bumi. Tentunya elemen-elemen di bumi itu terefleksikan berwarna-warni. Hijau untuk umumnya tumbuh-tumbuhan, Kebiruan untuk sejatinya warna air yang terbias dari kebeningannya, coklat untuk tanah atau warna-warna air  yang bercampur dengan clay, Kemerahan untuk warna surya, Gading  mewakili warna bulan, juga aneka warna bunga, aneka warna serangga juga bulu-bulu hewan. Mereka melakukan timbal balik yang berjasa pula dalam keseimbangan ekosistem. Jikalau hijau merupakan 'kiblat', maka hal-hal tentang bumi hanya terasa terwakili melalui satu komponen saja. Padahal jika menilik esensi kebaikan dan keramahan kepada bumi untuk kehidupan makhluknya, maka ia akan berwarna-warni. Keasrian memang sifat yang diwakili dari sang hijau, namun keserasian alam di bumi bukan hanya menyangkut keasrian. Untuk mencipta keasrian, sang hijau membutuhkan media tanah untuk tumbuh, selain itu ia membutuhkan air dan zat-zat lain, tentu mereka memiliki warna-warni khas tersendiri. Maka Bumi adalah sebuah rumah bagi sinergi berbagai warna. Sinergi yang bisa mengarah baik dan selaras namun bisa pula menjadi sebuah bumerang bagi kehidupan bumi itu sendiri. Sekarang bagaimana kita menyikapi sang warna-warni. Sebagai subjek yang beriringan berjalan dengan kita manusia sebagai wakil warna, atau objek yang terus menerus menjadi 'korban kerja' dari si subjek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun