- Fokus yang terkendali.
- Berenergi yang tinggi.
- Kebutuhan akan prestasi.
- Bertoleransi terhadap keraguan.
- Percaya diri.
- Berorientasi terhadap tindakan.
Para wirausahawan adalah orang-orang yang mengetahui  bagaimana menentukan keputusan dalam pekerjaan dan bangga terhadap prestasinya. Menurut Joseph Schumpeter menyebutkan "entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it." (bygraye, 1994:2). Dengan kata lain, seseorang wirausahawan atau entrepreneur harus memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan. David Mc. Clelland berpendapat, ada sifat yang baku dalam diri manusia, yaitu; need of power, need of affiliation, and need of achievement.
Pada abad ke-20, konotasi dari entrepreneur yang berarti innovator mulai dikenal. Inovasi  adalah kegiatan memperkenalkan  sesuatu yang baru, yang merupakan tugas seseorang entrepreneur sebagai sebuah proses dinamis dalam meningkatkan kesejahteraan.
Perkembangan definisi mengarahkan pada definisi baru "perilaku berpikir strategis dan pengambilan resiko yang dilakukan oleh individu maupun organisasi". Definisi ini memberikan penjelasan bahwa definisi entrepreneur adalah individu yang mengambil segala resiko untuk mengejar dan menjangkau peluang serta situasi yang berbeda dengan kemungkinan kegagalan dan ancaman serta hambatan.
Pada Negara yang berkembang motivasi menguasai bisnis sangat penting untuk menunjang daya saing yang kompetitif. Setelah itu, barulah kemudian menumbuhkan motivasi yang berkumpul, yaitu keinginan untuk saling berbagi informasi melalui kelompok-kelompok tertentu agar timbul peluang dan kesempatan dalam berusaha. Agar peluang tersebut terlaksana, harus dibangun kehausan akan prestasi, diantaranya, menggerakkan diri sendiri sehingga timbul keinginan untuk berwirausaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H