Mohon tunggu...
Ramona Wahyu
Ramona Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Walisongo

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama sebagai Penguat Kesatuan Bangsa

7 Juni 2022   16:26 Diperbarui: 7 Juni 2022   16:42 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara dengan keragaman etnis, ras, budaya, bahkan agama yang berbeda. Selain 6 agama yang paling banyak dipeluk dan dijadikan pedoman, ada ratusan bahkan ribuan suku, etnis dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia. keragaman budaya, agama, suku, bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki masyarakat yang multikultural. Keberagaman menjadi nikmat tersendiri jika dikelola dengan baik tetapi akan menjadi sebuah tantangan jika tidak disikapi dengan baik dan bijak. Keragaman yang terjadi di Indonesia sering berujung dengan konflik yang dapat memecah belah bangsa ini salah satunya yaitu konflik berlatar belakang agama disertai dengan aksi-aksi kekerasan.

Konflik keagamaan di Indonesia biasanya terjadi karena adanya perbedaan yang eksklusif serta tidak adanya sikap toleran, karena masing-masing agama menggunakan kekuatannya untuk menang sehingga dapat menimbulkan konflik. Untuk dapat menghindari konflik tersebut dibutuhkan cara beragama yang moderat. Dalam bahasa Arab moderasi dikenal dengan wasthathiyah, kata al-wasath yang memiliki padanan kata dengan tassawuth (tengah-tengah), i'tidal (adil), dan tawazun (berimbang). Moderasi beragama dapat diartikan sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu mengambil posisi ditengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama. Moderasi beragama hadir untuk menciptakan keseimbangan dalam kehidupan beragama. Moderasi beragama yaitu menjaga agar dalam mempraktikkan ajaram agama seorang pemeluk agama tidak terjebak secara ekstrem.

Moderasi agama begitu penting bagi bangsa Indonesia karena keragaman dalam beragama tidak mungkin dihilangkan, ide dasar moderasi yaitu untuk mencari persamaan bukan untuk mencari sebuah perbedaan. Moderasi agama juga diartikan sebagai kebaikan moral bersama yang revelan yang tidak hanya dilakukan oleh individu saja tetapi juga oleh komunitas atau lembaga. Sikap moderat dalam beragama juga tidak luput dari kesalahpahaman. Beberapa masyarakat masih menganggap bahwa seseorang yang bersikap moderat artinya tidak teguh pendiriannya serta tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya. Seorang yang moderat seringkali dianggap tidak sempurna dalam beragama, karena dianggap tidak menjadikan keseluruhan agamanya jalan hidup, serta tidak menjadikan laku pemimpin agamanya sebagai teladan. 

Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang antara pengalaman agama sendiri maupun penghormatan kepada agama lain. Praktik moderat yang kita lakukan dapat menghindari dari sikap ekstrem yang berlebihan, fanatik, dan sikap revolusioner dalam beragama. Moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik pada tingkat lokal maupun global. Moderasi beragama tidak berarti mencampuradukkan sebuah kebenaran dan menghilangkan jati diri kita tetapi dalam moderasi beragama kita lebih bersikap terbuka terhadap sebuah perbedaan. Setiap orang mempunyai keyakinan dan kepercayaan yang berbeda yang harus kita hormati dan akui keberadaanya. 

Moderasi dalam islam sudah dicontohkan oleh pendahulu kita dari mulai Nabi kita, para sahabat, ulama terdahulu hingga ulama saat ini. Moderat dalam pemikiran islam yaitu mengedepankan sikap toleran dalam perbedaan serta keterbukaan menerima keberagaman. Meyakini agama islam yang paling benar tidak berarti juga melecehkan agama orang lain. Sehingga akan terjadinya persaudaraan dan persatauan antar agama.

Menumbuhkan sikap moderat terhadap diri seseorang dapat dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan agama dan pendekatan multikultural. Pendekatan agama dapat didahulukan karena lebih dominan di diri seseorang. Tetapi tindakan berlebihan dalam setiap pemeluk agama perlu dihindarkan. Moderasi dalam islam mengedepankan sikap keterbukaan terhadap perbedaan yang diyakini sebagai sunnatullah dan rahmat bagi manusia. Moderasi islam juga tidak hanya mengutamakan pada asas keimanan atau kebangsaan tetapi juga mengutamakan persaudaraan yang didasarkan oleh asas kemanusiaan.

Moderasi beragama tidak dapat dipisahkan dari sikap toleransi. Toleransi dapat diartikan sebagai kelapangan dada. Toleransi dalam konteks beragama dapat diartikan sebagai suatu sikap keterbukaan untuk mendengar pandangan yang berbeda. Toleransi berfungsi untuk mengemukakan pendapat dan menerima pandangan dalam batas-batas tertentu tetapi tidak merusak keyakinan dari agama orang lain. Hakikat toleransi bagi agama-agama yang lain merupakan syarat utama terwujudnya kerukunan nasional. Kerukunan nasional merupakan pilar bagi terwujudnya pembangunan nasional. Dengan sikap toleran dan saling menghargai antara pemeluk agama, maka akan terwujud interaksi dan kesepahaman yang baik di masyarakat beragama sehingga dapat mewujudkan tatakehidupan yang aman, tenteram, dan rukun.

Sikap keberagaman yang eksklusif yang hanya mengakui kebenaran secara sepihak dapat menimbulkan pertikaian antar kelompok agama. Konfilk agama di Indonesia biasanya dipicu oleh adanya sikap keberagaman agama yang eksklusif serta adanya kontestasi antar kelompok agama dalam meraih dukungan umat yang tidak dilandasi sikap toleransi. Oleh karena itu toleransi aktif dari pemeluk agama sangat dibutuhkan dalam mewujudkan harmoni sosial. Upaya membangun kerukunan antar pemeluk agama tidak hanya dengan memandang perbedaan sebagai faktor sosial yang fragmentatif, tetapi juga harus ada keterlibatan secara aktif yakni bahwa setiap pemeluk agama dituntut bukan hanya untuk mengakui keberadaan dan hak agama lain, tapi juga harus dapat memahami perbedaan dan persamaan melalui interaksi sosial guna tercapainya kerukunan dalam kebhinekaan sesuai yang dicita-citakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun