Mohon tunggu...
Bunga Ramona
Bunga Ramona Mohon Tunggu... -

Pengajar bahasa Indonesia. Penulis. Aktivis (mungkin).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Petualangan Itu Nyata (Malaysia Day 2)

18 Maret 2014   00:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya bukan tidak punya kepala, hanya kepalanya seperti dimasukkan ke dalam leher. Entahlah, mungkin itu ayam persembahan, hihi.

Setelah puas berada di Batu Caves, kami melanjutkan petualangan hari ini ke China Town. Sampai di China Town, hal yang paling pertama kami lakukan adalah menuju restoran India untuk makan pagi—karena sebelum berangkat tadi, kami sengaja hanya makan roti saja untuk bisa makan mi goreng India di sini.

Sampai di restoran India yang biasa kawan saya kunjungi, kami langsung memesan makanan. Seorang pelayan India pun dengan sigap mencatat pesanan kami, yaitu dua mi goreng, satu teh tarik, dan satu lemon.

Setelah pesanan kami jadi, kami langsung melahapnya. Oh ya, perlu saya beri tahu, makanan di Malaysia bertekstur agak berat dan memiliki porsi dua kali lipat dari porsi makan orang Indonesia. Dari awal saya mencoba kuliner Malaysia, rasa begah-lah yang mampir di samping rasa kari.

Usai makan, kami melanjutkan perjalanan ke Central Market atau Pasar Seni. Di sini tempatnya membeli souvenir-souvenir seperti gantungan kunci, kaos, sampai post card. Tidak hanya itu, di sini juga tersedia macam-macam kerajinan tangan lainnya, seperti tas. Akan tetapi, harga yang ditawarkan tempat ini relatif menengah ke atas. Untuk itu saya hanya membeli—backpacker loh ini—beberapa buat post card yang satunya hanya dihargai RM0,8.

Nah, kalau di Pasar Seni harga-harga dibanderol mahal, beda halnya dengan di Petaling Street. Walau seperti pasar kaki lima sekalipun, banyak turis dengan berbagai warna kulit loh di sini. Jadi, disarankan kalau ke KL, lebih baik berbelanja oleh-oleh seperti kaos di Petaling Street. Karena harga yang ditawarkan lebih murah. Olrait?

Puas berkeliling China Town, kami melanjutkan petualangan menuju Merdeka Square. Nah, ini seperti kawasan monas di Jakarta. Terdapat halaman yang luas dengan bendera, yang kata teman saya biasa dijadikan tempat upacara saat hari kemerdekaan. Terdapat pula mozaik foto PM Malaysia dari masa ke masa. Saya pun sempat berfoto dengan mozaik dari PM Malaysia sekarang, yaitu Najib Razak, hehe.

Tak lupa, di seberang halaman yang luas itu, terdapat sebuah bangunan peninggalan Inggris, yang bentuknya hampir mirip dengan bangunan Big Ben di London. Wuhuuu…

Di sekitar Merdeka Square juga terdapat KL City Gallery dan Perpustakaan Kuala Lumpur. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah KL City Gallery. Di depan bangunan galeri ini pun terdapat instalasi ‘I Love (dengan tanda hati) KL’. Tak disangka, banyak turis yang mengantri hanya untuk berfoto dengan instalasi tersebut. Mungkin saking populernya isntalasi itu juga, sampai-sampai disediakan seorang petugas untuk mengatur.

Setelah mendapat giliran dan berfoto, kami langsung saja masuk ke dalam galeri. Hal yang pertama kami temui adalah cerita tentang sejarah kota Kuala Lumpur, dan beberapa replika landmark KL seperti Masjid Jamek. Setelah itu, kami pun naik ke lantai dua, dan masuk ke sebuah studio pertunjukan.

Saya mau nangis rasanya saat melihat apa yang terdapat dalam studio itu. Apa yang ada? Sebuah miniatur kota Kuala Lumpur lengkap terpajang apik memenuhi satu ruang studio tersebut. Ketika pertunjukan hendak dimulai dan lampu dipadamkan, miniatur itu pun berkelap-kelip layaknya kota pada malam hari. Tak ketinggalan, pertunjukan video “penjualan” Malaysia pun diputar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun