Jambore Pustaka Bergerak tempat pertemuan besar pegiat literasi Se-Sulselbar yang sukses terlaksana pada 23 hingga 25 Desember 2017 lalu. Bertempat di Lembah Hijau Rumbia, Jeneponto, Sulawesi Selatan yang juga menjadi landmark destinasi wisata terfavorit saat ini.
Selain udara yang sejuk dan alami juga menyisahkan sejuta kenangan yang sangat sulit untuk diungkapkan lewat kata-kata maupun goresan tinta. Seuntai cerita yang sempat dibahasakan. Sebut saja tim The Institute of Democracy and Education Regional Sulawesi Selatan turut berpartisipasi lain daripada yang lain yang berlatar belakang dari simpul pustaka atau taman baca yang ada di Sulselbar.
Ratusan kilo meter jarak yang kami tempuh dari kota Daeng julukan kota Makassar menuju LHR singkatan dari Lembah Hijau Rumbia, Jeneponto ini terasa amat berat, letih, lesuh akibat dari perjalanan jauh dan cukup melelahkan. Sesampainya di lokasi kegiatan rasa penat tersebut pun terbayarkan oleh pemandangan yang indah sejauh mata memandang, udara yang segar hingga menusuk tulang dan senyum rekan-rekan pegiat literasi yang jauh-jauh datang dibandingkan kami terlebih lagi mengorbankan waktu, biaya dan tenaga hingga sampai di titik ini.
Semangat itu pun kembali bangkit karena para pembicara yang tak kalah luar biasa di bidangnya masing-masing para pegiat literasi papan atas sebut saja ada Nirwan Arzuka (Founder Pustaka Bergerak), Anwar Djimpe Rahman (Kampung Buku & Tanah Indie), Ridwan Alimuddin (Armada Pustaka Mandar), Fina Irmawati Syam (Creafter of zibazabi) dan paling keren Carnosaurus (Penulis Buku "LAKI-LAKI").
Yang jelasnya ini tak cukup puas untuk diutarakan melalui lantunan kata demi kata. Hanya bisa terobati dan yang sangat kami nanti-nantikan pertemuan dari Jambore Pustaka Bergerak ini akan ada, akan lebih besar dan akan lebih meriah.
Tulisan ini pernah dimuat Blog Ramli Tamrin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H