Sejarah kecil dalam hidup kini sedikit demi sedikit terukir. Dulunya bermula dari angan-angan belaka, kini sedikit asa mulai bermuara dalam satu langkah. Sedikit kembali ke masa dulu, aku itu orangnya yang paling malas baca buku, apapun itu yang bermula dan berakhir dengan membaca adalah salah satu hal yang tidak kusuka. Aku sudah pusing 7 keliling karena memikirkankenapa aku begitu bencinya membaca. Namun, kecintaanku pada beberapa Film Nasional, misalnya Karya Andrea Hirata, “Tetralogi Laskar Pelangi”, Adikarya Habiburahman El Shirazi, “Ayat-Ayat Cinta” dan Film lainnya yang bertajuk Pembangun Jiwa telah membuka titik demi titik otak tanyaku. Bagaimana mereka dapat membuat Mahakarya Indonesia yang pecintanya dari berbagai kalangan dan bukan hanya dari Indonesia, tapi dari Asia bahkan Internasional.
Tanpa ada tanda silang untuk menyangkal, semuanya ternyata berawal dari sebuah pengalaman, ide kecil, niat dan semangat tuk menulis dan yang akhirnya menghasilkan buku. Kini kertas dengan tumpukan ide disatukan menjadi sebuah mahakarya untuk dibaca. Karya terbaik akan mendapatkan penilaian yang terbaik pula. Puncak kenikmatan akan tercapai jikalau buku itu ternyata menarik minat para sutradara untuk menjadikannya film. Nikmat bukan? Ternyata semuanya akan terbayar. Tiada kata sia-sia buat suatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Itulah hasilnya.
Bagai siklus aliran air dari sungai hingga ke laut, kini otak ini mengizinkanku untuk mau membaca, melihat kembali asal muasal karya-karya terbaik Indonesia tersebut. Kumulai dengan membaca buku dari film-film Tetralogi. Ternyata novel memberikan nuansa yang berbeda. Nuansa yang dapat membawa pembaca ke dalam dunia khayalan yang sesungguhnya. Tentunya dengan kata-kata yang tersusun indah dan magic. Terkadang apa yang ada di novel lebih baik dari filmnya. Novel-novel islam yang menceritakan kehidupan seseorang yang penuh dengan rintangan dan bagaimana dia menghadalkan Tuhan dan menjadikan musibah manjadi kekuatan, hingga dia dapat keluar dari masalahnya serta mendapatkan pelajaran terbaru. Nah! niatku untuk baca novel semakin kuat dengan tujuan aku ingin masuk ke dunia khayalan lainnya.. Sungguh! Aku jadi ingin membaca terus.
Setelah aku membaca beberapa buku dan mendapatkan kepuasan tersendiri, ternyata masih ada yang ganjil yang kurasa. Ternyata, aku iri kepada mereka semua, Sang Raksasa di balik mahakarya tersebut, para penulis. Kini mereka memaksa aku untuk mengambil pulpen dan menulislah. Aku terhipnotis tuk seperti mereka, menjadi seorang penulis. Bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang penulis. Jangankan untuk menghasilkan tulisan terbaik, untuk memulai menulis saja, aku harus bertarung melawan rasa malas dan mengumpulkan ide lalu memulainya. Satu hal yang pasti, Andrea Hirata dan Habiburahman El Shirazi juga merasakan hal yang sama dulunya. Tapi bagaimana mereka sesukses sekarang itulah yang menjadi tujuanku. Dari sebuah buku aku mendapat pelajaran baru. bunyinya begini, “ Jangan hanya membaca, kalau ingin menjadi seorang penulis!” Aneh bukan? Bukannya membaca juga penting. Tapi mereka yang tentunya penulis pasti punya alasan tersendiri dengan pernyataan tersebut.
Tulisan pertama, kumulai dengan sebuah deskripsi akan sesuatu hal. Menjelaskan keadaan terhadap suatu objek dengan kata-kata yang bagus. Belajar untuk membuat kalimat tiap harinya. Tanpa disadari, aku ingin selalu menulis. Tulisan demi tulisan telah aku selesaikan tanpa memikirkan baik buruknya tulisan itu. Meskipun beberapa tulisan telah selesai, tetap saja menulis itu sulit. Namun, dibalik setiap kesulitan pasti ada jalan keluar, meskipun itu sedikit.
Ya! Teknologi terkini membuat segala sesuatunya semakin mudah. Banyak hal yang begitu mudahnya untuk diakses, termasuk dalam hal penulisan. Internet menjadi dunia kecenderungan yang menjadi andalan setiap orang. Bagiku ini merupakan kesempatan besar dalam bidang menulis. Di sini kita dapat memperdalam dan mempelajari berbagai hal terkait apa yang kita butuhkan, bagaimana menulis dengan baik dan apa yang seharusnya dimiliki seorang penulis untuk menghasilkan karya terbaik. Internet menyediakan berbagai fasilitas yang dapat kita gunankan dalam hal penulisan. Salah satunya adalah blog. Blog adalah sebuah wadah di mana kita dapat menyalurkan ide dan menuliskannya dan akhirnya mempublikasikannya ke semua orang. Di sini, karya-karya kita dapat di publikasikan dan dibaca oleh orang banyak. Sangat dimungkinkan, karya-karya kita yang mendapat penilaian baik dari pembaca, akan diterbitkan menjadi sebuah buku. Buku-buku yang nantinya akan memenuhi rak-rak yang ada di Gramedia atau tempat lainnya. Sungguh, internet dan blog bukan hal yang seharusnya kita sia-siakan.
Berbicara mengenai blog, pasti ada orang sukses dibalik ini semua. Banyak juga dari mereka yang menjadikan tulisan dalam blog menjadi sebuah buku bahkan Film, salah satu contohnya RadityaDika Nasution. Sesorang yang fenomenal di bidang blog dan penulisan. Pria kelahiran 1984 yang kini mengenyam pendidikan S2 SOSPOL UI telah menjadikan dan mengubah kisah-kisah nyata akan hidupnya dalam sebuah tulisan dan film. Hebat bukan. Raditya yang dulunya laki-laki ingusan, jelek dan ‘alay’ telah dikenal oleh banyak orang melalui buku I nya yang telah di filmkan ‘Kambing Jantan’.Bahkan saat ini dia juga telah menyelesaikan buku ke 5 nya yang juga dituliskannya di blognya. Dia telah membuktikan bahwa tiada yang mustahil untuk dicapai jika apa yang kita berikan adalah sebuah kerja keras yang bermula dari kebiasaan. Ya! Tentunya kebiasaan menulis yang nantinya akan menghasilkan teknik menulis yang baik sesuai dengan kriteria penulis itu sendiri.
Selain, Raditya Dika, ada lagi yang menggunakan blog sebagai wadah mencapai kesuksesan, yaitu melalui sebuah komunitas blog. Berawal dari hobby ngeblog dan kecintaan akan jurnalistik akhirnya sebuah komunitas blog terbentuk, Loenpia.net. Tidak jauh beda dari Raditya, mereka yang berkecimpung di dalamnya, juga membuktikan hal yang sama. Komunitas ini semakin bertambah besar seiring semakin banyaknya kecintaan orang akan blog.
Mereka, Raditya Dika dan Loenpia.net telah memberikan pelajaran baru di siklus kehidupan setiap orang yang mengenalnya. Dari mereka, aku mulai belajar blog. Menulis di blog dan mempublikasikannya ke publik. Ada kepuasan tersendiri bilamana tulisan kita di beri saran dan kritik oleh mereka yang mambacanya. Bagiku itu adalah sebuah kekuatan yang dapat melukis senyum dan menjadi lebih baik lagi dalam menulis. Blog dapat menjadikan kita mendunia, melalui tulisan. Jadi, jangan pernah lelah menulis di blog. Tuangakan segala ide-ide kita menjadi sebuah tulisan dan publikasikanlah. Kritik dan saran yang mengalir nantinya akan menjadi sebuah intropeksi akan tulisan kita. Blog Your Mind!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H