Covid-19 atau yang biasa disebut corona virus sekarang benar-benar menjadi pandemi yang begitu menakutkan, seluruh upaya pencegahan penularannya pun terus dilakukan mulai dari Social Distancing hingga Physical Distancing, begitupun upaya-upaya masyarakat dalam menjaga kesehatan fisiknya agar terhindar dari virus yang satu ini, mulai dari rutin mencuci tangan hingga yang terbaru badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) menyarankan agar senantiasa menggunakan masker dalam segala aktfitas.Â
Upaya-upaya tersebut tentunya adalah hal positif untuk dilakukan, namun merujuk pada definisi WHO sendiri yang mengatakan sehat itu tak hanya tentang kesehatan fisik tetapi juga sehat secara mental, yang tentunya keduanya sama pentingnya.
Covid-19 memang dengan jelas mengancam kesehatan fisik seseorang, tapi sekarang tak hanya kesehatan fisik yang terancam, tetapi juga kesehatan mental banyak orang.Â
Betapa tidak, penyakit yang telah menelan ratusan ribu korban jiwa di seluruh dunia ini telah menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat. Setiap saat bahkan setiap menit, masyarakat selalu dihujani oleh berita dan informasi seputar COVID-19, baik melalui TV ataupun media sosial.
Maka tak heran jika banyak masyarakat mengalami gangguan mental di tengah pandemi penyakit yang ditimbulkan oleh virus novel corona tersebut. Beberapa gangguan mental yang kerap timbul dewasa ini misalnya mudah terbawa emosi, stres, cemas berlebihan, depresi, dan sebagainya. Dan dilansir dari penelitian oleh PsychologyToday.com, gangguan-gangguan mental tersebut juga memicu resiko terinfeksi virus corona.
Jadi sebenarnya justru disaat pandemi seperti ini, harusnya kesehatan mental jauh lebih diperhatikan, dimana ketakutan-ketakutan harusnya bisa direduksi, motivasimotivasi harusnya bisa lebih ditanamkan dengan kuat, dan stigmatisasi negatif harus diberantas habis.Â
Sayangnya, di Indonesia sendiri kesehatan mental memang masih menjadi hal yang cukup tabu, kesehatan mental seakan tak ada sangkut pautnya dalam membuat seseorang sakit, underestimate semacam ini harus segera diatasi apalagi ditengah pandemi covid-19 ini.
Kesadaran akan kesehatan mental sudah seharusnya menjadi hal penting dalam kehidupan, apalagi ditengah pandemi seperti ini, karena memang kesehatan mental sangat erat juga kaitan dengan kesehatan fisik, seperti yang disampaikan Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intellegence, "Orang yang berpandangan cerah (sehat secara mental), tentu saja lebih mampu bertahan menghadapi keadaan sulit, termasuk kesulitan medis."
Hal itu juga sebenarnya disadari betul oleh WHO, bahkan maret lalu WHO secara resmi merilis panduan bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan mental dalam menghadapi Covid-19. Jadi terlihat jelas disini bahwa kesehatan mental bukanlah hal yang bisa disepelekan.Â
Dalam rilisannya, WHO pun cukup banyak memuat poin-poin yang harus diperhatikan, dalam artian selain protokol kesehatan fisik, kesehatan mental juga harusnya sudah menjadi perhatian bersama.
Hingga pada saat tulisan ini saya tulis (21 Mei 2020) Pandemi bernama Covid-19 masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia di dunia, hampir seluruh penjuru dunia sedang "diserang"nya, walau hal ini begitu menakutkan tetapi faktanya umat manusia selalu mampu "menang" melawan pandemi yang pernah ada.Â