Akhir-akhir ini Ngompasiana serasa seperti makan bersayurkan kurang garam. Hambar dan tidak ada sensasinya. Ibarat menyantap makanan yang biasanya habis dua porsi, namun sekarang hanya termakan ½ porsi saja alias tidak habis. Demikian pula halnya dengan Kompasiana sekarang ini yang terasa tidak ada roh-nya.
Setelah saya selidiki beberapa malam akhir-akhir ini, ternyata letak permasalahannya adalah terdapat pada Tampilan Dashboard yang tidak seperti biasanya. Tanpa adanya notifikasi komentar. Baik notifikasi Komentar yang ada di tulisan kita maupun notifikasi komentar atas komentar yang ada pada tulisan para rekan-rekan yang tulisannya kita komentari.
Padahal, akhir-akhir ini saya pribadi semakin bersemangat membaca-baca dan membubuhkan komentar yang berceceran di mana-mana pada tulisan rekan-rekan Kompasianer yang sudah biasa saya sambangi. Indikasinya adalah semakin rajinnya saya menghadiri Kopdar (Kopi Darat) antar Kompasianer yang diadakan para Kompasianer Jogjakarta. Yang pertama Kopdar pada hari Rabu, 27 Juni 2012 yang dihadiri Kompasianer sekaligus Penulis Senior Julianto Simanjuntak yang berlokasi di beteng Vredeburg Yogyakarta. Kopdar yang kedua adalah Kopdarnya Para Kompasianer Kampretos (Kompasianer Hobby Jepret) yang di Prakasai oleh para penggemar Fotografi yang dikomandani Kompasianer Mas Aji dan Bowo Bagus, yang baru saja dilaksanakan pada Sabtu malam, 30 Juni 2012 di salah sebuah Cape di daerah Jl.Abu Bakar Ali Yogyakarta. Kemudian pada siang harinya 01 Juli 2012 dilanjutkan pergi berdarmawisata bersama para peserta Kopdar ke Pantai Kuwaru Yogyakarta (salah sebuah lokasi wisata pantai di pantai selatan laut Jawa - Yogyakarta).
Dimana pada Kopdar kali ini saya dapat bertemu muka dengan para Kompasianer yang selama ini hanya bisa ber-sapa-ria di Kompasiana, namun kali ini saya bisa bertemu langsung di darat. Diantaranya Bunda Selsa dan adek Rara dari Temanggung, mbak Dwi (yang dari Hongkong), mbak Sarwendah dari Malang, Mbak Gilang yang Kost di Yogyakarta, mbak Anazkia dan adiknya Chandra. Dan masih banyak lagi Kompasianer yang belum sempat berkenalan dan tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Sementara Kompasianer yang pria, saya sempat berkenalan dengan mas Yudi dari Pamulang, Andi Meredian dari Korea, mas Bowo Bagus, mas Baskoro Endrawan, mas Arif Subagor, mas Aji Nugroho, mas Tri Lokon, mas Fandy Sido, dan banyak lainnya yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu.
Namun, kembali lagi pada pokok permasalahan tentang semangat saya untuk berkompasiana. Karena kondisi dashboard yang sekarang ini tidak lagi seperti tampilan semula, maka rasanya sedikit agak mengganggu aktivitas saya dan semangat yang menggebu-gebu dalam berkompasiana.
Kapankah dashboard ini akan kembali ke dalam bentuk semula agar semangat berkompasiana saya dkk kembali bergairah lagi? Atau, apakah para Kompasianer merasakan seperti apa yang saya rasakan saat ini? Entahlah. Sementara saya kurang tahu pasti apa motivasi pihak Admin Kompasian mengubah kondisi dashboard-nya ke bentuk sekarang.
Namun di balik itu, terus terang saya mengakui bahwa kondisi dashboard yang sekarang lebih ringan dan tidak selelet yang dulu jika kita akses / jika kita buka.
Mudah-mudahan kondisi yang seperti ini akan bisa berubah agar semangat para Kompasianer dapat bergairah lagi dalam mengadakan aktivitasnya berkompasiana ria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H