Mohon tunggu...
Aziddin Ramli
Aziddin Ramli Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Paling suka dipanggil BANG RAMLI. Berdomisili di kota Jogjakarta sejak SMP (dari masa remaja lulus SMP hingga saat ini). Beristrikan seorang wanita asli Jogjakarta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Debat Kusir Ala Orde Baru (menurut petunjuk yang mulia)

6 Januari 2012   04:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ada saja ya….? orang-orang yang mengira dirinya paling layak menentukan apa yang baik dan apa yang tidak baik, atau apa yang paling benar dan apa yang paling tidak benar menurut parameter kelompoknya, lalu standar dan parameter tesebut mereka anggap dan seolah-oleh pernyataan mereka itu berlaku bagi semua orang. Apakah pendapat sekelompok tersebut disamaratakan dan dapat diterima secara general oleh pihak lain? Sungguh miris jadinya apabila kita masih menemui kelompok atau golongan yang seperti itu yang masih mempertahankan prinsip kelompoknya untuk meyamaratakan prinsipnya kesemua orang. Apalagi pernyataan itu keluar dari orang-orang kelompok yang mengaku dirinya atau kelompoknyalah “Warga Negara Pilihan” atau “Warga Negara Terpilih” (pernyataan itu adalah menurut mereka sendiri) dan mereka itu adalah kelompok yang paling berhak dalam menjaga keamanan dan membantu rakyat dalam membela Negara ini.

Orang atau kelompok yang seperti ini hanya bisa memberikan masukan kepada orang lain tanpa mempertimbangkan pendapat orang lain dan menolak mentah-mentah masukan dari orang luar/lain. Dan apakah kelompok ini tidak dapat berpikir bahwa masukan dari mereka tersebut bisa atau tidaknya diterima orang lain secara general? Dan anehnya lagi apabila ada kelompok yang berseberangan dengan kelompoknya, lantas semena-mena memberikan stigma bahwa kelompok yang berseberangan tersebut adalah kelompok yang tidak baik dan tidak becus? Benarkah ?

Apa jadinya kalau orang-orang seperti ini kelak menjadi pemimpin Negara ini? Sementara masukan dari orang lain yang memberikan masukan kepada mereka dipandang hanya sebelah mata? Dan dengan seenaknya seraya menghardik dan mengata-ngatai sipemberi masukan, karena menurut dia sendiri dan kelompoknyalah yang dia anggap pantas sebagai salah satu kelompok pembela yang berpengalaman dalam mebela Negara ini.

Kasihan orang atau kelompok yang seperti ini, karena pola berpikirnya masih terkontaminasi dari paradigma Orde Baru yang sudah tidak sesuai lagi dengan masa kini. Sungguh kasihan sekali…………………….., mereka hanya bisa memberikan output tapi tidak bisa menerima input. Indikasi tersebut tercermin dari pernyataan-pernyataan kelompoknya. Dan tanpa disadari oleh mereka bahwa pernyataan-pernyataan mereka mencerminkan jatidiri mereka sendiri alias mereka sendiri menelanjangi diri mereka sendiri. Kasihan sekali ya!

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun