[caption id="attachment_201568" align="aligncenter" width="540" caption="Koleksi foto di FB."][/caption]
Sungguh aku merasa rindu kepada teman-teman di Kompasiana ini. Sudah hampir tiga bulan terakhir aku tidak posting maupun komen. Begitu kerinduanku memuncak, karena aku hanya bisa membuka dan membaca tulisan teman-teman di kompasiana ini. Hanya sesekali. Itu dikarenakan ketiadaan waktu dan rasa sungkan yang melanda diriku sehingga membuatku jarang menulis. Namun, walaupun dalam keadaan seperti itu, sesekali aku tetap membuka dan membaca tulisan-tulisan yang ada di Kompasiana ini. Terkadang aku ingin berkomentar, tapi tidak jadi. Penyebabnya entah apa? mengapa? dan ada apa? itulah yang terjadi akhir-akhir ini pada diriku.
Kondisi yang seperti itu yang membuatku miskin tulisan di Kompasiana ini. Suasana psikologis yang belum bisa aku tahu apa penyebabnya. Dan belum bisa aku lawan. Padahal keinginan untuk menulis sangatlah menggebu-gebu. Masalah waktu serta faktor pendukung untuk online sangatlah mendukung pada aku. Apakah kondisi yang memprihatinkan ini timbul diakibatkan suatu perasaan yang sebenarnya sangat mendasar dalam pemikiranku?
Hal yang sangat mendasar dalam pemikiranku adalah bahwa memang aku tidak berbakat jadi seorang penulis. Andaipun selama ini memang sudah ada tulisanku yang hadir di kompasiana ini, itu hanya sebuah tulisan yang sederhana dan asal tulis. Sehingga siapapun orang yang membaca tulisanku akan merasa dia juga bisa menulis seperti itu (kalau hanya tulisan yang seperti itu). Seperti apakah yang aku tulis kalau hanya tulisan yang seperti itu yang bisa aku tulis? (pertanyaan yang seperti itulah yang sering timbul dalam pikiranku). Alhasil gairahku yang menggebu-gebu untuk menulis selama ini hilang musnah begitu saja.
·Kalau dikatakan ada perasaan jenuh? bukan. Malas? juga bukan. Entahlah, entah apa yang terjadi. Mungkin teman-teman pernah merasakan apa yang sedang aku rasakan hari ini. Akupun tidak tahu. Saat ini aku hanya mencari penyebab dari kondisi yang seperti itu.
·“Ada sesuatu yang menyiksa batinku, pikiranku buntu, aku sudah mencoba memulai, bahkan terkadang satu paragrafpun tidak bisa. Aku mengalami ini selama kurang lebih dua bulan belakangan. Aku rangsang pikiranku tapi tetap juga tak mampu menghasilakan ide. Aku merasa “mati”, maka aku putuskan untuk menjadi pembaca saja. Aku mencoba berkomentar, sudah aku ketik komentarnya, tapi muncul semacam ketidakpercayaan diri yang rendah. Ada pertanyaan dalam hati, apakah jangan-jangan komentarku ini tidak nyambung dengan topik di atas? atau jangan-jangan komentarku ini menyinggung perasaan orang lain? Dan kemudian aku putuskan mundur dengan mencoba membaca……….”
· Setiap hari aku mencoba dan terus mencoba hingga akhirnya bisa sedikit menulis kata meski pas-pasan. Hingga beberapa hari yang lalu baru bisa kembali mempublish tulisan meski apa adanya (tulisan yang ringan-ringan saja).
· Aku meyakini memang ada saat-saat ide begitu indah bermain di pikiran kita dan di waktu yang lain ada saat-saat pikiran membeku………. entahlah.
Kemaren aku mulai posting sebuah tulisan dengan berbekal niat yang menggebu-gebu. Tapi, setelah itu penghambat itu timbul lagi sehingga membuatku sungkan untuk menulis lagi. Tulisan inipun aku tuliskan dari pikiranku yang datang tiba-tiba dan aku tuliskan apa adanya yang bersumber dalam isi kepalaku. Entah tulisan apa jadinya nanti, akupun tidak tahu yang sebenarnya. Itulah kondisiku di awal munculku kali ini. Maaf, aku telanjangi diriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H