Mohon tunggu...
Aziddin Ramli
Aziddin Ramli Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Paling suka dipanggil BANG RAMLI. Berdomisili di kota Jogjakarta sejak SMP (dari masa remaja lulus SMP hingga saat ini). Beristrikan seorang wanita asli Jogjakarta.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ada Yang Salah dengan Pembinaan Pemain Sepakbola Indonesia

19 September 2011   06:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Striker timnas sepakbola Indonesia, Bambang Pamungkas menilai pembinaan sepakbola di Indonesia ada yang salah, sehingga timnas Indonesia senior yang menjadi muara dari segala muara pembinaan prestasinya menjadi Jeblok. Pernyatannya ini saya kutip dari laporan wartawan surat kabar harian lokal di Yogyakarta SKH Kedaulatan Rakyat edisi Senin, 19 September 2011 yang melaporkan dari Jakarta pada saat peresmian Liga Sepakbola Junior 2011 oleh Munial Sport Group (MSG). Liga ini adalah liga yang melibatkan sejumlah tim SMP yang bergulir mulai akhir bulan September ini.


"Indonesia sebenarnya tak pernah kekurangan dengan bibit pemain berbakat, tetapi mungkin ada sistem pembinaan yang salah, sehingga kenapa tim di level senior kita sulit berprestasi dan malah hancur". Demikian ungkapannya (Bambang Pamungkas) pada saat menghadiri peresmian Liga Sepakbola Junior 2011 di Jakarta baru-baru ini.


Ditambahkan oleh Bambang, ibarat membuat kue, mungkin ada ramuan atas bahan baku yang salah, sehingga kuenya menjadi tidak enak dan anggaplah tim senior Indonesia sama dengan kue yang tidak bagus itu. "maka kita harus membenahi cara mengolahnya sejak awal".

Dalam hal ini saya sependapat dengan Bambang bahwa hal ketertarikannya untuk ikut melakukan pembinaan pemain usia muda, karena sejak usia dini itulah berbagai hal dasar-dasar sepakbola dapat ditanamkan. Tentunya dengan pembinaan yang serius tanpa dicampuri urusan tetek bengek, apalagi apabila sudah melibatkan kepentingan golongan tertentu dan pribadi. Karena dikhawatirkan sejarah lama akan terulang kembali seperti masa kepengurusan PSSI beberapa waktu yal.

Justru melihat prestasi timnas di level junior sebagaimana yang pernah dituliskan rekan Kompasianer Bubub Prameshwara beberapa hari yang lalu, bahwa tim kesebelasan Indonesia (U-15) bisa berprestasi sebagai juara pelajar Asia. Maka saya yakin bahwa pembinaan usia dini akan menghasilkan harapan baru bagi pecinta sepakbola tanah air, walaupun hal itu memang memakan waktu yang agak lama. Namun bagi saya tidak masalah dengan waktu yang hanya menunggu 4 (empat) atau 5 (lima) tahun kedepan.  Mudah-mudahan dalam waktu yang sesingkat itu timnas kelak akan berbicara di mata internasiol dengan pembinaan dan pelatihan (kompetisi) yang seperti itu.

Saya berharap kelak banyak yang bisa menjadi pemain yang bagus, juga harus dengan pembinaan mental dan attituude yang benar, agar bisa membela nama bangsa Indonesia di mata Dunia Internasional.

Masih menurut laporan wartawan SKH Kedaulatan Rakyat (Fon) -o, "Kompetisi di level bawah (junior, red) akan sangat membantu bagaimana menciptakan kepribadian atau integritas pemain karena dibiasakan berdisiplin, merasakan persaingan, menikmati kegembiraan ketika memenangkan pertandingan, dan bagaimana membangkitkan mental kembali ketika mengalami kekalahan dan kekecewaan", demikian tutur Bamabang Pamungkas.

Namun selain semuanya itu masih perlu ditanamkan kepada para pemain sejak masih usia dini di level junior. Tanpa kompetisi dan pembinaan yang serius kemungkinan harapan kita untuk berbicara di mata dunia internasioanal akan tetap terbatas sebagai impian belaka. Saya sependapat dengan Bambang bahwa kedua hal itu (kompetisi dan pembinaan) adalah pokok-pokok yang harus diperhatikan untuk memiliki pemain yang handal bertalenta yang ada dengan cara berlatih keras dan berkompetisi secara rutin. Dengan dedikasi tinggi dan dengan kemauan keras tentunya.

Namun kalaupun hal tersebut belum juga membawa hasil sebagaimana yang kita harapkan bersama, maka lebih baik kita membaca tulisan seorang teman yang mengisahkan kekesalan saya terhadap PSSI beberapa bulan yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun