Jokowi adalah sosok fenomenal yang masih banyak diperbincangkan orang, baik di media massa layar kaca TV maupun di Citizen Media tentang pilihannya mengganti mobil dinas yang lama dengan dengan mobil dinas yang baru hasil karya siswa SMK 2 Surakarta.
Bagi saya, untuk menuliskan ini bukan karena saya mebela-bela beliau dalam arti yang bukan tidak berdasar. Namun tulisan saya ini adalah hasil pemikiran saya yang sedikit agak berbeda dengan pola pandang sebagian orang yang jika ditinjau dari segi kendaraan politik Jokowi yang katanya adalah kader salah satu partai politik X, yang memiliki semboyan bahwa partainya adalah partainya pembela wong cilik.
Tadi pagi ketika membuka Kompasiana, saya mendapatkan komentar salah seorang Kompasianer yang berkomentar di lapak saya dengan nada yang menyayangkan bahwa Jokowi adalah salah seorang kader dari partai X. Maka timbullah pertanyaan dalam hati, "memangnya kenapa? dan memangnya hal itu bermasalah dan salah?", kemudian saya berpikir, bukankah Jokowi adalah manusia juga? yang mempunyai idealisme dalam pandangan politiknya sendiri?, mengapa harus dipermasalakan? lantas kemudian saya segera menuangkan uneg-uneg yang ada dalam pikiran saya ini dengan menuliskannya ke dalam sebuah tulisan, kemudian segera mempostingnya, maka jadilah artikel ini.
Jokowi, dimata saya ibaratnya (kalau boleh saya ibaratkan) seperti intan. Bukan seperti kaca. Intan dan Kaca adalah sebuah benda yang sama-sama memiliki sifat memantulkan cahaya yang berkilau. Intan adalah benda yang sangat berharga, segenggam intan lebih berharga nilainya dari pada se tronton kaca, susah untuk didapatkan di sembarang tempat dan harganya mahal.
Sementara kaca, benda ini juga memantulkan cahaya yang hampir sama dengan intan, namun harganya murah dan gampang didapat dimana-mana di sembarang tempat, dapat melukai pula. Intan dan kaca sama-sama bisa membuat orang tergores dan terluka. Namun intan jarang sekali melukai orang, karena jarang ada di sembarang tempat. Lain halnya dengan kaca, karena terdapat di mana-mana, maka kaca lebih sering melukai orang.
Perbedaan Intan dan Kaca Beling.
Intan, walaupn terpendam di lumpur dalam waktu yang lama, tetaplah memancarkan sinar yang terang dan indah. Nilainya tetap mahal karena tidak dipengaruhi tempat dimana dia berada. Sementara kaca, apabila terpendam di lumpur pada waktu yang lama, sinarnya akan redup tidak memancarkan cahaya yang terang seperti intan. Semakin lama kaca terpendam di dalam lumpur semakin pudar kilauannya.
Begitu juga halnya dengan Jokowi. Walaupun beliau adalah salah seorang kader dari partai politik tertentu, (lho? memangnya kenapa? ada yang salah dengan itu?) apa yang salah dengan pilihan politiknya? Bagi saya semua partai yang ada di negara ini adalah sama.
Jadi, walaupun beliau adalah salah seorang kader partai X, yang menurut pendapat saya adalah hal yang tidak terlalu berpengaruh kepada performa beliau dalam kesederhanaannya, Jokowi tetaplah seorang sosok yang merakyat, tetap seorang pemimpin yang berani membela rakyatnya. Orang yang sangat sederhana. Beliau tidak terkontaminasi atas partai apa yang dia pilih sebagai kendaraannya untuk menemui rakyatnya (kendaraan dinasnya sudah jelas adalah mobil ESEMKA. Lho! apa hubungannya, ya? Wak kak kak kak kak).
Itulah seorang Jokowi. Seorang yang seperti intan walaupun terpendam dalam lumpur dengan waktu yang cukup lama, namun tetap bersinar, bendanya tajam dapat melukai orang, tapi intan jarang melukai orang, bahkan dicari orang walaupun mahal harganya, dan juga disukai orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H