Pengguguran Arifin-Toisutta benar-benar
Melecehkan Akal Sehat !
[caption id="attachment_95453" align="aligncenter" width="306" caption="Logo LPI yang dikomandani oleh Arifin Panigoro"][/caption]
Pengamat sepak bola, Ari Junaedi (Jakarta), berpendapat, keputusan Komite Pemilihan yang menggugurkan calon alternatif George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai kandidat Ketua Umum PSSI di Kongres Bali pada 26 Maret mendatang telah melecehkan akal sehat.
Sebagaimana diberitakan, Komite Pemilihan hanya meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2016. Dikatakan Ari, Komite Pemilihan telah "melecehkan" akal sehat dengan menggugurkan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang merupakan calon alternatif.
"Entah mau bilang apa lagi, pengajuan banding yang hanya tiga hari bagi Toisutta dan Panigoro untuk menggugat keputusan Komite Pemilihan seperti hanya menjadi 'kepura-puraan' terjadinya demokratisasi di PSSI. Kita hanya bisa berharap vox popule vox dei atau suara rakyat adalah suara Tuhan masih bergema di arena Kongres Bali nanti," jelas Ari.
Harapan beliau ini senada dengan harapan masyoritas pencinta sepakbola yang ada di negeri ini. Semua pihak yang menginginkan adanya perubahan dan pemimpin yang tidak arogan serta cendrung melanggengkan kekuasaan ala regim orde baru. Para pengurus yang sebagian adalah oknum pengurus PSSI yang terdiri dari orang-orang lama hasil didikan orde baru yang sampai saat ini masih berkeinginan menjabat sebagai pengurus. Dan parahnya lagi merka ini sering mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang melecehkan dan menyakiti hati rakyat kecil tantang penilaian dan sikapnya terhadap pemain asing yang ada di LPI. Separah itukah moral para oknum pengurus PSSI ? Dengan sifat-sifat mereka yang seperti itu, tidak salah lagi adanya ungkapan masyarakat banyak bahwa para pengurus PSSI ini adalah orang yang tidak memiliki hati nurani lagi.
Jelaslah dengan adanya penolakan ini para pecinta sepakbola nasional merasa bersedih, apaptis, kecewa bercampur aduk di dalam diri masing-masing. Punahlah semua harapan dan perjuangan untuk memajukan dunia sepakbola dengan adanya reformasi dalam tubuh pengurus PSSI. Yang lebih herannya lagi bahwa pihak team verifikasi tidak mengumumkan alasan apa yang menjadi dasar penolakan terhadap kedua kandidat tersebut. Entah apa yang mejadi dasar penilaian mereka sehingga hal ini terjadi.
"Pencoretan Toisutta dan Panigoro identik dengan kematian reformasi di tubuh PSSI. Keputusan Komite Pemilihan layak digugat karena mengingkari suara arus bawah yang menghendaki adanya regenerasi dan pembersihan di tubuh kepengurusan PSSI. Jika nama Nurdin Halid dan Nirwan tetap bercokol, ditambah Nugraha Besoes nantinya, sama saja PSSI masih terjangkit virus kediktatoran," beber Ari kepada para wartawan yang menghubunginya di Jakarta, Sabtu (20/2/2011).
(RHyk/20022011/K.c). .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H