Mohon tunggu...
Ramli
Ramli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa, saya suka membaca buku, menulis dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Sesuatu yang Hilang saat Ramadan Ketika Sudah Beranjak Menjadi Mahasiswa

17 April 2024   13:24 Diperbarui: 17 April 2024   13:30 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan, bulan sakral dalam Islam, bukan sekadar periode berpuasa dari fajar hingga maghrib bagi umat Muslim. Bagi banyak individu, Ramadan melambangkan waktu untuk introspeksi, memperkuat ikatan spiritual, serta meningkatkan moral dan etika diri. Namun, bagi mahasiswa, Ramadan membawa perubahan dalam dinamika dan pengalaman yang dirasakannya.

Pertama-tama, menjadi mahasiswa selama Ramadan mungkin membuat seseorang merasa kehilangan dukungan sosial dan keluarga yang biasanya tersedia di rumah. Ketika mengejar pendidikan di tempat yang jauh, mahasiswa sering meninggalkan lingkungan keluarga mereka, sehingga Ramadan terasa berbeda tanpa dukungan keluarga yang sama. Meskipun ada teman sebaya dan komunitas Muslim di kampus, kehangatan keluarga sulit untuk digantikan.

Kedua, dalam konteks akademik, Ramadan sebagai mahasiswa dapat menjadi tantangan tersendiri. Waktu yang biasanya digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas harus diatur ulang untuk berpuasa dan berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan. Ini membuat Ramadan menjadi periode yang lebih sibuk dan menuntut manajemen waktu yang lebih efektif, sementara fokus dalam belajar juga bisa terganggu.

Ketiga, kehidupan sosial dan kegiatan ekstrakurikuler juga bisa terpengaruh selama Ramadan. Aktivitas di luar jam kuliah, seperti keanggotaan dalam organisasi mahasiswa atau klub olahraga, mungkin terbatas karena kurangnya energi dan waktu akibat puasa. Beberapa mahasiswa mungkin merasa sulit untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang biasanya mereka nikmati.

Keempat, Ramadan sebagai mahasiswa mungkin membuat seseorang merasa kekurangan dalam hal spiritualitas dan refleksi pribadi. Tuntutan akademik dan lingkungan kampus yang sibuk sering kali membuat sulit untuk menemukan waktu dan ketenangan untuk merenung dan mendekatkan diri pada Tuhan.

Namun demikian, meskipun ada tantangan, ada juga peluang dan keunggulan yang bisa dimanfaatkan sebagai mahasiswa. Kehidupan kampus memberikan akses kepada berbagai sumber daya dan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang Islam melalui kursus, kuliah, dan diskusi kelompok. Ramadan juga dapat menjadi waktu yang baik untuk membangun komunitas Muslim di kampus, mengadakan kegiatan keagamaan bersama, dan memberikan dukungan sosial kepada sesama mahasiswa yang menjalani Ramadan jauh dari rumah.

Dengan demikian, meskipun ada beberapa hal yang hilang, ada juga peluang untuk pertumbuhan spiritual, sosial, dan intelektual sebagai mahasiswa selama Ramadan. Penting bagi setiap mahasiswa Muslim untuk menemukan keseimbangan antara tuntutan akademik dan kebutuhan spiritual mereka selama bulan Ramadan, serta memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya untuk meraih keberkahan dan pertumbuhan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun