Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal, bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut parasinusitis. Sinus maksilaris merupakan daerah yang paling sering terkena. Sinusitis mungkin hanya terjadi pada beberapa hari (sinusitis akut) atau berlanjut menjadi sinusitis kronis jika tanpa pengobatan yang adekuatPenyebabnya dapat virus, bakteri, atau jamur. Faktor predisposisi berupa obstruksi mekanik, rhinitis alergi, udara dingin dan kering. Pada awalnya lendir dapat dikeluarkan lewat hidung atau tenggorokkan. Namun, jika penyakitnya berlanjut karena tidak diberikan pengobatan secara benar, akan terjadi pembengkakan mukosa sinus yang menutup lubang lintasan dari sinus ke hidung dan tenggorokkan. Akibatnya nanah makin tertimbun di rongga sinus sehingga menyebabkan rasa tertekan dan nyeri pada daerah tersebut. Apa Penyebab Sinusitis? Sinusitis dapat di sebabkan oleh infeksi saluran napas bagian atas, alergi hidung atau penyebab lain mengakibatkan penyumbatan pada lubang lintasan dari sinus ke hidung dan tenggorok mengakibatkan lendir tertimbun di sinus. Lendir ini merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri atau jamur yang menyebabkan sinusitis. penyebab sinusitis maksilaris 1. Sinus maksilaris akan terinfeksi atau berubah menjadi penyakit disebabkan penyumbatan di ostium, pembukaan dimana lendir mengalir dari sinus maksilaris. 2. Jika gigi terinfeksi di dekat daerah sinus tersebut, jamur atau bakteri bisa masuk lewat koneksi mulut dan rongga hidung, lalu turun ke area sinus maksilaris. 3. Pilek atau alergi biasa juga berpotensi alami penyakit ini. Ternyata, penyebab sinusitis maksilaris sangatlah sederhana dan bisa terjadi dengan cepat. Oleh karena itu, ada baiknya mempelajari gejala dan tanda yang muncul. Apa Gejala Utama Sinusitis? Berikut gejala-gejala utama penyakit Sinusitis 1. Hidung tersumbat dan berair disertai Keluarnya lendir kental warna kuning atau kehijauan lewat hidung atau langit-langit tenggorokkan. 2. Nyeri dan rasa tertekan pada daerah sinus yang terkena. Rasa nyeri dipicu bila daerah tersebut diketuk dengan jari (nyeri ketuk) atau apabila kepala digelengkan dengan kuat. 3. Sinusitis maxillaris akan menimbulkan nyeri di pipi dan gigi atas, 4. Nyeri pada dahi bawah dan alis mata adalah sinusitis frontalis. 5. Nyeri dibelakang mata, pada puncak kepala, pada pelipis oleh karena Sinusitis sphenoid. 6. Nyeri dibalik mata oleh sinusitis ethmoid. Apa Gejala Lainnya? Ada beberapa gejala sekunder akibat penyakit Sinusitis, antara lain sakit kepala (lokasi tergantung sinus yang terkena), berkurangnya penciuman hidung dan taste lidah, bau tidak sedap dari mulut atau hidung, pada stadium akut disertai demam dan batuk. Apakah Bahaya Sinusitis? Sinusitis cukup berbahaya karena dapat meluas menjadi infeksi tulang muka, abces, infeksi menjalar ke otak, telinga, mata. Kondisi apa yang meningkatkan resiko mendapat sinusitis? 1. Apabila terserang flu atau infeksi saluran napas bagian atas (virus, bakteri). 2. Menderita pilek alergi (pilek tiap pagi, ingus encer seperti air). 3. Kelainan anatomi pada tulang hidung atau sinus. 4. Polyp hidung. 5. Faktor lain seperti merokok, polusi udara, terlalu sering memakai nasal spray dekongestan, cuaca dingin, perubahan tekanan udara mendadak (naik pesawat, diving). Kapan Harus ke Dokter? Anda disarankan ke dokter apabila menderita batuk pilek, tetapi setelah minum obat sendiri dalam beberapa hari penyakitnya tidak membaik bahkan memburuk disertai timbulnya gejala tambahan seperti: 1. nyeri pada muka, pipi, dahi, belakang mata atau sakit kepala yang tidak sembuh walaupun sudah minum pain killer; 2. panas badan naik tinggi sehingga lebih dari 38,5 derajat Celsius disertai perubahan lendir yang keluar dari hidung atau tenggorok yang mulanya jernih lengket menjadi tebal kental warna kuning atau kehijauan (sinusitis akut); 3. menderita pilek lebih dari 2 minggu; 4. nyeri kepala kronis yang lebih dari 1 bulan. Bagaimana Dokter Mendiagnose Sinusitis? Ada beberapa diagnosa dokter tentang Sinusitis, yaitu 1. Riwayat penyakit, 2. Pemeriksaan fisik, 3. Pemeriksaan penunjang: radiologi, CT scan, MRI, dan seterusnya. Berikut Kasus Tentang Sinusitis dan Pemeriksaan Penunjang Pada CT Scan
http://www.agaricpro.web.id
Penderita wanita umur 44 tahun datang dengan keluhan utama pusing berputar disertai demam, telinga berdengung dan pandangan kedua mata kabur. Pasien mengeluh sering pusing berputar sejak beberapa bulan terakhir, namun sebulan terakhir keluhan tersebut dirasakan makin parah. Pasien juga mengeluh pandangan kedua mata kabur. Pasien mempunyai riwayat pilek yang tidak sembuh-sembuh disertai lendir yang kental dan berbau, serta hidung tersumbat, terutama pada hidung sebelah kanan. Pasien demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada batuk, tidak ada nyeri tenggorokan, tidak ada mual maupun muntah, tidak ada diare, tidak ada nyeri perut. Pasien mengeluh telinga kanan dan kiri sering berdengung namun tidak ada nyeri yang dirasakan pada kedua telinga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum cukup, kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda vital, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 120x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 38˚C per aksila. Status generalis thorak, abdomen dan ektremitas dalam batas normal. Tidak ditemukan tanda-tanda syok maupun tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang spesifik. Pasien telah diperiksa oleh dokter spesialis syaraf (diagnosis kerja: vertigo), dokter spesialis mata (diagnosis kerja: ODS papil edema), dokter spesialis THT (diagnosis kerja sinusitis maksilaris bilateral kronis eksaserbasi akut). Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi Head CT-Scan potongan axial sejajar OML dengan interval slice 10 mm tanpa kontras. Didapatkan hasil sebagai berikut: -Gyri dan sulci tidak prominen. -Batas white matter dan gray matter tegas -Tampak lesi isodens di sinus maxillaris bilateral terutama dextra, air fluid level (+) (pada slice 12-14, HU 32) -Tak tampak lesi isodens, hipodens maupun hiperdens intracerebral/intracelebellar. -Sistema ventrikel dan cyterna tampak normal -Struktura mediana di tengah, tak terdeviasi -Gambaran air cellulae mastoidea sinistra tampak minimal. Kesan: -Sinusitis maxillaris bilateral terutama dextra Suspek mastoiditis sinistra. Pemeriksaan Mikrobiologi Merupakan infeksi campuran oleh bermacam-macam mikroba, seperti kuman aerob S. aureus, S. viridans, H. influenzae dan kuman anaerob peptostrepto coccus dan fuso bakterium. Diagnosis Sinusitis Kronis Anamnesis yang cermat, pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior serta pemeriksaan penunjang berupa transluminasi untuk sinus maksila dan sinus frontal, pemeriksaan radiologik, pungsi sinus maksila, sinoskopi sinus maksila, pemeriksaan histopatologik dari jaringan yang diambil pada waktu dilakukan sinoskopi, pemeriksaan meatus medius dan meatus superior dengan menggunakan naso endoskopi dan pemeriksaan CT- Scan. Gambaran Radiologi Sinusitis Pada foto sinus paranasal akan tampak sedikit perubahan pada sinus. Sinusitis bacterial yaitu terjadinya infeksi dari sinus ke sinus yang menyebabkan ostium sinus tersumbat diikuti dengan pembentukan secret yang berlebihan. Hal ini sering terjadi asimetris dimana satu sinus atau lebih dari satu sinus secara unilateral terserang. Bila sisi kontralateral terserang, sering terlihat asimetri dalam tingkatan atau lokasi anatomis. Pada sinusitis maksilaris, pada foto polos sinus sfenoidalis tampak normal, tetapi apabila dilakukan pemeriksaan bakteriologik 67% -75% kasus memperlihatkan infeksi yang sama pada sinus sfenoidalis. Pada sinusitis tampak : ·Penebalan mukosa ·Air fluid level (kadang-kadang) ·Perselubungan homogeny atau tidak homogeny pada satu atau lebih sinus paranasal ·Penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik) Pada sinusitis, mula-mula tampak penebalan dinding sinus, yang paling sering diserang adalah sinus maxilaris, tetapi pada sinusitis kronik tampak juga sebagai penebalan dinding sinus yang disebabkan karena timbulnya fibrosis dan jaringan parut yang menebal. Foto polos tak dapat membedakan antara penebalan mukosa dan gambaran fibrotik beserta pembentukan jaringan parut, dimana hanya tampak sebagai penebalan dinding sinus. CT scan dengan penyuntikan kontras dimana apabila terjadi enhance menunjukkan adanya inflamasi aktif, tetapi bila tidak terjadi enhance biasanya jaringan fibrotik dan jaringan parut. KESIMPULAN Pada pasien yang dicurigai sinusitis, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi untuk mengakkan diagnosis. Misalnya dengan foto polos, ct-scan, atau dengan MRI. Foto Polos Pada sinusitis tampak:Penebalan mukosa, Air fluid level (kadang-kadang), Perselubungan homogeny atau tidak homogeny pada satu atau lebih sinus paranasal, Penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik). Foto polos tak dapat membedakan antara penebalan mukosa dan gambaran fibrotik beserta pembentukan jaringan parut, dimana hanya tampak sebagai penebalan dinding sinus. CT scan dengan penyuntikan kontras dimana apabila terjadi enhance menunjukkan adanya inflamasi aktif, tetapi bila tidak terjadi enhance biasanya jaringan fibrotik dan jaringan parut. Bagaimana Pengobatannya? Ada beberapa cara pengobatan terhadap Sinusitis, antara lain. 1. Dokter akan memberikan antibiotika, dekongestan, pengencer lendir, analgetik antipiretik atau menganjurkan operasi (tergantung kondisi penyakit dan kondisi pasien). 2. Tujuan operasi adalah untuk membersihkan dan mengeringkan lendir dari sinus, memperbaiki sistem drainage cairan sinus, memperbaiki kelainan anatomi tulang hidung dan sinus atau membuang polyp.(As) Sumber : http://www.agaricpro.web.id/2014/11/bahaya-kah-sinusitis-maxillaris.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Healthy Selengkapnya