Mohon tunggu...
ramdhan reza aditya
ramdhan reza aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

saya Ramdan Reza Aditya Eko Sanjaya saya adalah mahasiswa universitas Airlangga program studi teknologi hasil perikanan 2024 hobi saya bermain voli dan seni bela diri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa Tiket Pesawat Domestik di Indonesia Sangat Mahal?

26 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:35 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesawat terbang. Klikdoker

Harga tiket pesawat domestik di Indonesia telah menjadi sorotan publik, bahkan sampai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, harus turun tangan mencari solusi untuk menurunkan harga tiket yang melambung tinggi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa harga tiket pesawat domestik di Indonesia bisa sangat mahal?

Sebagai contoh, tiket penerbangan langsung dari Surabaya ke Kuala Lumpur hanya sekitar satu juta rupiah, sementara tiket penerbangan langsung dari Surabaya ke Medan bisa mencapai tiga juta rupiah. Hal ini membuat banyak orang dari Surabaya lebih memilih terbang ke Medan melalui Kuala Lumpur. Lebih mengejutkan lagi, tiket penerbangan langsung dari Bali ke Perth, Australia, hanya sekitar satu juta rupiah, sedangkan tiket penerbangan langsung dari Bali ke Kupang, yang jaraknya lebih dekat, justru lebih mahal.

Masalah harga tiket pesawat domestik yang mahal ini sebenarnya bukan hal baru. Sudah sejak dua hingga lima tahun lalu, isu ini menjadi perhatian. Salah satu penyebab utama adalah dominasi dua maskapai besar di industri penerbangan Indonesia. Selain itu, kekurangan ratusan pesawat yang membuat kita bergantung pada pesawat dari perusahaan asing dengan harga sewa yang sangat mahal juga menjadi faktor penyebab.

Tidak hanya itu, kita mungkin juga terkena dampak dari keputusan-keputusan masa lalu yang kurang bijak. Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie, telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mengembangkan industri pesawat buatan dalam negeri. Namun, sayangnya, upaya ini harus dihentikan karena tekanan dari pihak asing yang disebabkan oleh ketamakan dan korupsi di dalam negeri sendiri.


Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, maskapai penerbangan, dan masyarakat. Pemerintah perlu mendorong persaingan yang sehat di industri penerbangan dengan memberikan insentif bagi maskapai baru untuk masuk ke pasar. Selain itu, investasi dalam pengembangan industri pesawat dalam negeri harus ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pada pesawat asing.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan harga tiket pesawat domestik di Indonesia dapat lebih terjangkau, sehingga mobilitas masyarakat meningkat dan perekonomian nasional dapat tumbuh lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun