Tempramen yang baik
Sabar
Setia
Kriteria-kriteria di atas telah mempengaruhi praktek diplomasi serta prinsip dalam menjalankan pemerinthan berdasarkan yang telah Nabi praktekkan pada masih hidupnya.
Utsman sendiri tidak pernah merubah administrasi negara baik dalam hukum ataupun keamanan, beliau tetap mengacu apa yang sudah dipraktekkan oleh Rasulallah SAW.
Dalam praktek diplomasinya Utsman juga mempraktekan demokrasi guna menjaga kedaulatan negara pada saat itu. Bagi Utsman sendiri khalifah bukan hanya sekedra badan pemerintahan atau hanay bertugas mengumpulkan pajak, namun juag sebagai pengabdi masyarakat. Kekhalifahan Utsman juga diikuti dengan keberhasilan, diantaranya keberhasilan dalam menangani pemeberontakan Umar, selain itu juag melakukan politik ekspansi dalam menaklukkan daerah-daerah guna menyebarkan agama islam seperti Azerbaijan, Ar-Ray, Alexandria, Tunisia, Cyprus, Armenia, Tripoli, An-Nubah, Kufah, Kerman.[5]
Dalam penerapan kebijakannya Utsman memiliki perbedaan dengan kebijakan Umar pada masa pemerintahannya. Hal itu bisa kita lihat dengan kebebasan yang diberikan Utsman pada rakyat. Pada saat itu rakyatnya diperbolhekan untuk keluar daerah yang dimana hal tersebut tidak ditemui pada zaman Umar bin Khatab.
Dalam pemilihan Usman Bin Affan, dilakukan dengan musyawarah dan kemudian mengkerucut dengan dua nama yaitu Ustman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Dan pada akhirnya dengan hasil musyawarah, terpilih lah Ustman Bin Affan sebagai Khalifah. Dalam dunia yang modern ini, praktik politik tersebut dikenal dengan ‘’Demokrasi’’. Adapun tugas-tugas dan wewenang yang belum terselesaikan oleh Umar diteruskan kembali oleh Ustman. Tugasnya ialah usaha-usaha dalam pembebasan wilayah.
Sementara dalam perluasan kearah timur, pasukan islam dapat membebaskan Armenia utara, beberapa bagian dari Tabaristan yang belum ditaklukkan sebelumnya, daerah-daerah disebelah sungai Jihun, Baktria, Kabul, Ghazna dan Turkistan, yang semuanya terletak di Asia Tengah. Daerah-daerah yang telah berhasil di bebaskan oleh nya ialah Barqoh, Tripoli bagian Barat, Nubia daerah utara selatan dan Tunisia. Semua daerah tersebut terletak di Afrika Utara. Dan pada massa khalifah Usman inilah pasukan islam mulai membangun angkatan laut dan berhasil menaklukkan pulau Siprus dan Rhodes. Dalam politik luar negri Utsman menerapkan politik ekspansi untuk pembebasan-pembebasan daerah-daerah islam.[6]
Semua pembebasan wilayah tersebut berhasil dilakukan oleh Ustman dengan cepat dan baik yaitu dengan Berdiplomasi. Konteks diplomasi yang di aplikasikan oleh Ustman ialah melalui cara kelembutan, kebijakan, ketidak paksaan, atau yang dapat kita sebut pada zaman politik modern ini adalah “Soft Diplomacy”. Dalam diplomasi nya, ustman sangat akrab dengan tiap-tiap suku yang dipimpin nya untuk memahami karakter-karakter umat nya dan memperlakukan sikap nya dengan sesuai sifat-sifat masing-masing individu umat nya. Ia bersikap lembut dan adil kepada siapapun dan bahkan musuh nya sekali pun. Adapun kebijakan sikap nya ia lakukan demi terjalan nya kepemerintahan dengan sejahtera adil dan tentram demi kemajuan umat islam pada zaman itu menuju ke masa keemasannya.[7]
Berkat kedermawanan dan kelembutan nya dalam menjalankan kepemerintahan menjadi khalifah, Ustman mampu menjabat selama 12 tahun dan berhasil membawa kemajuan umat islam ke masa keemasannya. Soft Diplomasi yang dijalankan oleh Ustman merupakan salah satu wujud hasil implementasi nya dari sifat Ustman itu sendiri. Sehingga sangat berpengaruh dalam praktek diplomasi serta prinsip kepemimpinan dalam kekhalifahan Ustman Bin Affan.