Mohon tunggu...
Ramdhani Adinegoro
Ramdhani Adinegoro Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA semester 1 TA 2013/2014 fak. Ilmu Sosial dan Humaniora. prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bertata Krama di Lift Wajib Hukumnya

18 Desember 2013   10:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:47 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita harus berterima kasih pada Elisha Grave Otis. Berkat Otis, manusia bisa mewujudkan salah satu impian ambisius mereka: membuat gedung pencakar langit. Otis memang bukan pencipta lift atau elevator karena ide ini telah ada sejak abad ketiga sebelum masehi. Kala itu lift digerakkan dengan memakai tenaga manusia dan kuda. Lalu abad ke-19, lift digerakkan oleh mesin uap, namun karena keamanannya belum sempurna, masih sediki yang memakainya. Banyak yang khawatir tali lift putus saat digunakan.

Setelah memalui serangkaian percobaan, pada 1852 otis menyempurnakan system pengereman lift yang lalu dupatenkan dua tahun kemudian. Kini teknologi lift sudah mengalami banyak inovasi. Puluhan lantai sekarang bisa dijangkau manusia. Bahkan, di gedung-gedung premium, kita tidak perlu menguras energi untuk memencet tombol lift.

Karena berharganya lift bagi peradaban hidup manusia, banyak film layar lebar yang menjadikan ruangan kecil itu sebagai salah satu lokasinya. Dalam 500 Days of Summer, anda bisa bertemu jodoh saat menaiki lift yang sama. Namun film-film seperti The lift, The Shinning, Devil, dan Speed mungkin justru bisa membuat anda paranoid ketika naik lift.

Memang kecil kemungkinan akan satu lift dengan iblis seperti dalam Devil. Namun, sebelum menaiki lift tak ada salahnya memahami sopan santun di dalam lift, tidak ada salahnya memahami sopan santun didalam lift agar kita tidak membuat orang-orang yang berada di dalamnya paranoid. Berikut adalah bertata krama yang sebagian besar harus diingat oleh pengguna Lift :

1.)Kecilkan volume, tidak semua orang ingin mendengar anda ber-stand up comedy

Kecuali anda berada di dalam lift pribadi, anda bakal berdesak-desakan dengan orang yang tak dikenal. Perhatikan sekilas orang-orang di dalam lift. Namun, jangan menghakimi tampilan seseorang dengan pandangan anda, karena itu akan membuat orang tersebut rishi. Rendahkanlah suara jika mengobrol dengan teman. Bersabarlah untuk tidak tertawa terbahak-bahak sekalipun melihat sesuatu yang lucu di dalam lift.

2.)Utamakan orang yang masuk atau keluar, sekalipun anda wanita

Saat pintu lift terbuka, perhatikanlah langkah anda-terutama wanita yang sering menggunakan high heels-karena ada sedikit jarak antara pintu dan lantai gedung. Tahanlah pintu lift dengan satu tangan agar tidak tertutup otomatis. Jangan berdiri di tepat di depan pintu, itu bakal menyulitkan orang yang ingin keluar. Naik lift bukanlah perlombaan, oleh karena itu biarkan orang dari dalam lift keluar sebelum anda masuk, sekalipun anda wanita.

3.)Second is still best

Janganlah memaksa naik lift yang sudah penuh. Walaupun anda langsing, alarm overweight akan berbunyi dan tentu saja membuat anda malu. Belum lagi anda bakal membuat kesal orang-orang yang berdesakan di dalamnya. Tapi, jika merasa satu lift dengan orang yang mencurigakan di saat sepi segeralah turun.

4.)Perhatikan (barang bawaan) anda

Simpan gadget dan dompet anda di tempat yang aman, karena cukup banyak kasus pencopetan terjadi di dalam lift. Berhentilah bermain game di tablet anda sejenak, sebab posisi anda memegang tablet akan mengurangi kenyamanan pengguna lift lainnya. Berilah tempat untuk lansia, pengguna kursi roda, dan stroller bayi.

5.)Ucapkan kata-kata ajaib : ‘tolong’, ‘maaf’, dan ‘terima kasih’

Orang yang sedang sibuk dengan barang bawaan atau buru-buru kadang lupa berterima kasih kepada orang yang telah membantu memencetkan tombol lantai lift. Sekalipun anda pemilik gedung, janganlah lupa berterima kasih atau hanya sekedar tersenyum untuk menghargai bantuan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun