Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sahur Ini Saya Makan Enak!

5 September 2010   14:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:26 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tok tok tok!


Ibu segera meraih pintu, aku membuntutinya penasaran. Tampak bu Dimas di luar membawa nampan. "Ini ada sedikit lauk buat buka puasa, Bu!"


Sembari tersenyum ibu meraih nampan yang disodorkan. Kemudian memindahkannya pada piring yang sudah ada di atas meja. Waah, seekor ikan mas yang telah digoreng kering. Lumayan besar cukup untuk makan kami berempat. Baunya sedap betul. Lama aku pandangi ikan itu sementara ibu mengembalikan piring sambil berucap terimakasih tak henti-hentinya.


Aku ingat sudah lebih setengah tahun kami tidak makan dengan lauk ikan. Lebih lama dari ayam bumbu kecap yang kami santap bersama dari berkat kenduri Pak Halim sebelum puasa kemarin. Ah, bagiku makanan enak selalu ku rindukan. Karena memang kami kesulitan menghadirkannya. Tapi tidak untuk kali ini. Aku akan makan lahap saat berbuka nanti.


"Jangan diliatin, nanti batal!" cegah ibu mengamati mataku yang terpukau pada hidangan itu. "Ini buat sahur, ya! Kita makan tumis kangkung saja buka nanti."


Sahur? Kenapa sahur? Bu Dimas tadi bilang kan buat buka. Ah, ibu selalu begitu. Selalu menyisakan masakan yang enak hanya untuk makan sahur. Biar nafsu makan kita tambah besar katanya. Makan kita jadi banyak, dan tidak merasa lapar saat kerja di TPS nanti. Sialnya, aku tidak bisa membantah. Nanti malah jeweran ibu yang kudapat.


Saat buka tiba, meski sedikit menggerutu, tumis kangkung itu habis juga ku santap bersama sepiring nasi dingin. Sahur nanti aku pasti akan makan lebih lahap lagi.


* * *


"Ashshalaatu khairumminannauum..." adzan subuh terdengar dari sana-sini. Aku baru terbangun. Ibu masuk sambil menggendong adik. "Susah banget sih dibangunin."


Cirebon, 5 September 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun