Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Terpaksa Menikmati Wanita di Bulan Puasa

7 September 2010   06:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pasar Perum dua hari menjelang lebaran sibuk benar. Ibu-ibu dan gadis remaja penuh di antara jongko-jongko sayuran dan sembako. Transaksi, obral, dan tawar menawar terdengar bingar. Dari keramaian itu, mata saya jatuh pada seorang wanita ayu berkaca mata. Saya meyakinkan diri jika gadis muda itu belum menikah. Entah, bisa jadi itu karena harapan saya saja.


Saya benar-benar terpana pada penampilan dan kecantikannya. Tubuh kecilnya tampak serasi dengan sweeter tipis merah jambu yang di bagian bahunya tertutupi sebagian oleh rambut panjangnya yang hanya dirapikan oleh dua buah jepit hitam di kiri kanannya. Kulit wajahnya putih bersih. Kaca mata model klasik melapisi mata kecilnya yang berbulu mata indah. Ah, saya hampir menelan ludah saat menatap bibir merahnya yang lebih banyak tersenyum saat menawar sayuran di ujung jemari lentiknya. Saya tidak tahu apakah mengagumi kelebihan salah satu makhluk-Nya akan mengurangi kebaikan ibadah puasa saya. Saya juga tidak tahu dari mana debar ini berasal. Kaki saya seakan terbenam sebagian ke dalam bumi saat tak sengaja wajahnya beradu dengan tatapan saya. Dia tersenyum pada saya. Ya Tuhaan...! Tak pernah saya terima senyuman seindah ini. Belum usai napas saya kembali berirama normal, gadis indah itu menunjuk ke arah saya kemudian memanggil lembut. Benarkah ini? Tapi tak mungkin salah karena dia mengulanginya sekali lagi.


Kaki lemas saya terseret berat, mata jangar saya menatapnya lurus lekat, debar jantung saya berdegup kuat-kuat. Keindahannya seperti berlipat saat aku makin mendekat. Saya tak sabar menunggu bibirnya kembali berucap. Dan akhirnya saya memang mendengarnya.


"Bang, bawain yang ini ke mobil itu ya! Biar yang ini saya bawa sendiri."

Cirebon, 7 September 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun