Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sambal Kecap 3: Calon Mayat (100 Kata)

4 Februari 2011   15:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Masih terus nulis? Sudah malam lho!" sapa Dhani membentur senyum Ariesta ketika cursornya menunjuk kata 'save'. "Apa ini? Sambal Kecap 2? Masih nulis cerita horor?"

"Yah, pembaca lagi suka cerita horor.  Hmmm, kalau Mas sudah ngantuk, tidur aja!"

"Oke deh!" lembut tangan Dhani mengusap rambut Ariesta, beberapa helai menyangkut di jemarinya.

Lelaki itu kemudian pergi ke kamar. Segera diaktifkan hapenya untuk menghubungi seseorang. "Hai, Maria sayang! Belum bobo kan? Apa? Nggak...! Si bodoh itu masih sibuk dengan tulisannya. Iya! Iya...aku sudah menghubungi Ki Arif Pamungkas. Besok aku akan kembali kesana, rambutnya sudah kudapatkan. Sabar ya, sayang! Aku juga ingin kita cepat-cepat bersama."

***

Cirebon, 4 Pebruari 2011

Kejar setoraaan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun