Mohon tunggu...
ramdansyah bakir
ramdansyah bakir Mohon Tunggu... -

S1 Kriminologi FISIP UI, S1 Sastra Arab FSUI, dan S2 Biostatistik FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekali Lagi Sisi Gelap Pemilu 2009

18 April 2011   15:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:40 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengadilan Antasari Azhari akan semakin hangat...dibeberapa milis tetangga Kasus AA dikaitkan dengan kejahatan pemilu 2009....harian kompas 25 Juni 2010 meresensi buku sisi gelap pemilu 2009...sekarang muncul lagi argumen tentang kejahatan politik dikaitkan dengan pembobolan bank...berikut (spekulasi) skenario yang bakal menutupi ...selamat membaca posting tetangga sebelah

SISI LAIN PEMILU 2009 DI BALIK PERADILAN SESAT ANTASARI

Sekarang ini akun@ Benny_Israel berkoar lagi. Kali ini soal peradilan sesat Antarasi Azhar. Antasari dijadikan target karena dia pemegang kartu as, alias percakapan  Ibu Ratu dengan Ibu Pengusaha di ruang PRJ, dimana perusahaan  Ibu Ratu adalah pemenang tender KPU. Komentar @Benny_Israel itu, dengan judul PERADILAN SESAT ANTASARI, sudah banyak beredar, misalnya: http://pormadi.wordpress.com/2011/04/17/peradilan-sesat-antasari-by-benny_israel/ atau  http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7937844 atau http://groups.yahoo.com/group/nasional-list/message/132261 atau http://old.nabble.com/Re%3A--sastra-pembebasan--PERADILAN-SESAT-ANTASARI-p31416905.html

Sebetulnya, dalam sebuah karya tulis, buku SISI GELAP PEMILU 2009: Potret Aksesori Demokrasi Indonesia (Rumah Demokrasi, 2010) adalah salahsatu karya tulis (artinya  mengundang masalah ini dibicarakan secara terbuka) sudah nyentil-nyentil masalah ini sejak awal, jauh sebelum Pansus Century DPR terbentuk,a wal 2010. Ini sebuah kolaburasi yang patut diacung jempol, naluri penulis dan editornya menjangkau ke arah ini. Yang satu, penulisnya, Ramdhansyah, bekas Ketua Panwaslu DKI Jakarta, menguraikan sejumlah aneka fakta permainan DPT (yang diplesetkan, mungkin oleh editornya menjadi Daftar Tetap Bermasalah) sampai IT KPU.  Satu lagi, editornya, Alfi Rahmadi, bekas redaktur Majalah FORUM Keadilan, memperkaya, bahkan menguatkan fakta itu dengan menyodorkan transkip wawanwancaranya mentah-mentah dengan Antasari Azhar, yang pernah dimuat di Majalah FORUM Keadilan.

Wawancara itu sendiri amat menarik, karena dilakukan di kediaman Antasari Azhar di Serpong, Kamis, 30 April 2009, sekitar pukul 08.30-11.00, beberapa jam sebelum nama AA (masih berupa inisial) disebut-sebut di Mabes Polri (waktu itu  disebut oleh Susno Duadji) pada pukul 12.00 WIB di hari yang sama, terkait dengan kasus pembunuhan Nazruddin itu. Artinya: di saat wartawan sedang sibuk memburu berita ini di Mabes Polri, wartawan FORUM Keadilan satu ini entah bagaimana nalurinya bekerja, bisa menemui AA di rumah orang yg akan menjadi new makker hari itu, dan beberapa minggu setelahnya masih tergolong hot news. Mungkin saja wwncara itu hanya kebetulan. Ini terlihat dari masalah aliran dana BI dan IT KPU (sebagaimnana  disinggung @Benny-Israel) yang disinggung dalam wawancara tsb amat dangkal.

Memang, terlihat FORUM Keadilan masih takut untuk menayangkannya, sehingga wawancara tentang IT KPU ditayangkan pada sesi kedua (minggu depannya setelah kasus Antasari meledak), dan itu pun amat pendek, tidak menggali lbh dalam. Sayangnya lagi, naskah lengkap wwncara tsb di internet sdh hilang.dulu, di www.infocrim.org , dua sesi wawancara itu pernah dimuat.

Yang membuat buku SISI GELAP PEMILU 2009 kian menarik, karena penulisnya, Ramdansyah, juga mengulas hubungan antara kejahatan perbankan dengan Pemilu dari masa ke masa. Sebagaimana resensi Mohamad Ali Hisyam, dosen Universitas Trunojoyo Madura, tentang buku ini, ia menulis:

“Sejarah mencatat, tak sedikit dana bank yang digarong untuk menambah modal politik, dan itu lazim terjadi saat injury time pemilu. Kasus Bank Bali (1992), skandal BLBI (1997),prahara Bank BNI (2004), serta yang sedang hangat diperbincangkan, yakni kasus Bank Century yang meletup pada 2009”. Lihat: http://www.jawapos.co.id/mingguan/index.php?act=detail&nid=123566 atau http://groups.yahoo.com/group/badan_kontak_sma13/message/60 atau kabar dari  http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/1987772-sisi-gelap-pemilu-2009-potret/

Logika, atau aksentuasi keterikatan iklim pemilu dengan kejahatan perbankan telah terbangun. Lagi-lagi, sayangnya, penulis dan editornya tidak mampu menyajikan dengan pengkayaan data-data. Begitu pula kasus IT KPU, Bank Century dengan Pemilu 2009. Masih dalam resensi Mohamad Ali Hisyam,  ia menulis,

“Pada tataran praktis, adanya praktik kampanye hitam, politik uang, manipulasi suara, pelanggaran administrasi, serta aneka bentuk penyimpangan lainnya bukanlah bualan, melainkan terjadi riil di masyarakat. Terlalu banyak bukti faktual yang bisa disodorkan dalam konteks ini. Yang memprihatinkan, sejumlah pelanggaran pemilu justru  ditengarai melibatkan penyelenggara (termasuk anggota KPU) dan stakeholders pemilu dari berbagai level (dari pusat hingga tingkat TPS).Sekadar contoh, di lapangan politik sudah amat lumrah adanya tradisi jual-beli suara. Bahkan, di kalangan tertentu muncul paket jual-beli suara jenis ''eceran'' dan ''grosir''. Dengan detail, penulis mengulas bentuk dan motif transaksi bisnis suara tersebut, mulai cara yang sederhana dan manual hingga yang superhalus dengan memanfaatkan jasa TI/teknologi informasi (hlm. 292)”

Sampai di sini memang banyak fakta yang disodorkan dalam buku itu. Tapi menginjak kalimat seklanjutnya, peresensinya mungkin tidak baca buku ini secara utuh, karena amat dangkar data yg disodorkan. Kalimat perensi, sang dosen itu, Mohamad Ali Hisyam, adalah berikut:

“Kecanggihan pola penyelewengan itu  pulalah yang turut diungkap Ramdansyah sebagai kejahatan politik yang ckerap melibatkan tokoh intelektual dan aparat/pejabat negara. Pihak yang berkepentingan tak segan menerabas rambu hukum dan menghalalkan segala cara. Sebagai contoh, saat dugaan manipulasi suara dengan rekayasa TI merebak kuat, ditempuhlah berbagai mekanisme samar guna mencegah modus curang terekspos ke publik. Menurut Ramdansyah, ada spekulasi kuat yang beredar di kalangan terbatas bahwa kasus yang melibatkan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar amat mungkin berkaitan dengan upaya KPK yang hendak mengusut pelanggaran pemilu lewat jalur TI. Ada dugaan, Antasari ''disikat'' karena berusaha mengotak-atik masalah TI KPU (hlm. 328)”.

Betapapun dangkalnya data-data kejahatan perbankan dengan pelaksanaan Pemilu, dan data soal Bank Century serta IT KPU dengan Pemilu 2009, tapi kolaburasi Ramdansyah penulis buku ini dengan Alfi Rahmadi, sang editornya, paling tidak sudah berupaya menyajikan seobjektif yang mereka ketahui dari tugasnya masing-masing (Ramdansyah: Pelaku Pemilu 2009 dan Alfi Rahmadi: jurnalis) jauh sebelum Pansus Century terbentuk, awal 2010, tanpa tendensi politik apapun. Betapa tidak: buku SISI GELAP PEMILU 2009:Potret Aksesori Demokrasi Indonesia, memang beredar di pasaran (toko-toko buku)   pada Maret 2010 atau pada saat Pansus Centruy DPR mulai bekerja. Ini artinya: proses penyiapan dokumen dan data-data tentang kecurangan Pemilu 2009 dan aneka skandalnya, sudah mulai berjalan jauh sebelum itu. Ditaksir sekitar setelah KPU melansir pemenang dalam Pilpres, Juli 2009 atau saat gugatan kubu yang kalah dalam Pilpres ke meja MK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun