Mohon tunggu...
Uzi Ramdan Mochacinos
Uzi Ramdan Mochacinos Mohon Tunggu... -

semua hal dapat aku capai dengan keyakinanku, termasuk menulis dan mengarungi dunia. Simple gak Coyy?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penghayatan Malam

11 Januari 2014   11:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika datang angin yang berhembus di malam hari

hati terasa iris dan sepi tanpa yang menemani.

Meskipun hening dan sepi, tetapi hati tetap tegar untuk

Merasakan hembusa angin mesra yang menemani di malam hari.

Sayup – sayup angin berhembus, waktu berputar

dan suara – suarapun semakin sunyi tak terdengar

hanya sang angin malam yang bertiup kencang

berhembus – hembus dan berirama megar.

Rintik hujanpun turun membasahi bumi yang kering

dan tandus terluka, seakan hujan penuh cinta membasahi

bumi yang kering dan tandus terluka akan kekeringan

Sungguh alangkah indahnya panorama mala mini ketika

Dirasakan dan di hayati betapa penuh kelebihan untuk

Dirasakan dengan penuh cinta di hati.

Rintik hujan dan angin yang berhembus bersayup – sayup

berhenti pada ketika malam sunyi. Waktu terus berjalan

mengiringi lantunan suara kecil yang semakin keci tak terdengar

Penghayatan malam semakin terjiwai

Seakan senang menusuk di hati, tagihan jiwa selalu

Memaksa diri, disaat merasakan indahnya panorama malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun