Mohon tunggu...
Ramdani Husein Renngur
Ramdani Husein Renngur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melawan Kapitalisme adalah Jihad Akbar

10 Oktober 2023   15:10 Diperbarui: 10 Oktober 2023   15:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Uraian fakta di atas menunjukan bahwa perubahan sistem secara radikal tidak menyelesaikan akar permasalahannya, hanya menimbulkan masalah yang sama dengan cara yang berbeda. 

George Orwel dalam bukunya "Animal Farm" juga ikut membenarkan pernyataan di atas, pada pokonya buku Orwel tersebut merupakan satir bagi rezim Komunis Soviet---buku tersebut bercerita tentang sekelompok Hewan yang hendak memberontak terhadap kepemimpinan manusia yang tidak adil---membawa kesengsaraan untuk para binatang. Fakta itu kemudian memantik seekor binatang bernama Babi Mayor---ia memiliki mimpi untuk membentuk sebuah dunia tanpa manusia, hal tersebut kemudian memantik binatang yang lain untuk mewujudkan mimpi babi Mayor tersebut, tepat setelah kematian Babi Mayor, pemberontakan terhadap manusia pun dilakukan dibawah pimpinan Babi yang bernama Napoleon dan Snowball, setelah kekuasaan berganti, terwujudlah kehidupan yang diimpikan oleh Babi Mayor dulu, Namun kehidupan para binatang tak kunjug membaik---malah semakin lebih buruk.

cerita di dalamnya secara implisit hendak menunjukan bahwa perubahan sistem secara radikal tidak membawa dampak yang begitu besar, dan karena itu bukanlah akar permasalahannya. Kegagalan untuk mewujudkan keadilan sosial oleh Rezim Komunisme Soviet, menujukan adanya kesalahan dalam memahami akar permasalahannya, seperti apa yang disampaikan Schumacher bahwa penyelesaian masalah dengan cara yang salah disebabkan karena salah dalam mengidentifikasi akar permasalahannya, (Budi Munawar Rachman, 2011 : 129).

 Akar Kapitalisme dan Penyelesaian

 Komunisme bukan satu-satunya ajaran yang menentang sistem ekonomi kapitalisme, Ajaran Islam juga menentang hal demikian. Namun terdapat perbedaan secara mendasar antara Komunisme melawan kapitalisme dengan Agama Islam melihat dan melawan Kapitalisme. Hal ini yang akan menjadi dasar, mengapa Dewi Fortuna belum memihak pada kaum Komunis, karena cara melihat masalah masih seputar Politis-Sistemik -- tidak mengakar. Bedanya dengan Islam dalam memandang Persoalan Kapitalisme, tak hanya berkaitan dengan persoalan Politis-Sistemik namun jauh Lebih Mengakar.

Selama ini dalam pandangan marxisme-komunisme melihat bahwa kapitalisme merupakan masalah Politis-Sistemik, sehingga dapat diselesaikan dengan hanya mengubah sistem secara radikal,---Melakukan revolusi untuk mengambil alih sistem pemerintah, dan kemudian membentuk Negara Diktator yang bertujuan untuk menyelesaikan pihak-pihak yang kontra-revlousioner dan mendistribusikan alat-alat produksi kepada kaum proletar. Dimana hal tersebut tidak membawa perubahan sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Artinya terdapat kesalahan dalam melihat akar permasalahannya.

Sebenarnya jika merujuk pada asumsi dasar kapitalisme yang diuraikan oleh Ayn Rand yang telah disebutkan di atas, maka sebenarnya dapat dikatakan, akar permasalahannya ialah pada sifat egositik manusia---yang hanya mementingkan diri sendiri serta Keserakahan akibat dari kebebasan yang tak terkontrol. Ajaran Islam, melihat bahwa Proses materialisasi---sebagai dampak dari kehidupan Modern yang dikangkangi oleh sistem kapitalisme yang membuat tiap individu semakin jauh dari esensi kemanusiaanya -- mendorong beberapa masalah manusia yang bersifat destruktif (fujur), Yaitu: nafsu seks, nafsu perut, dan egoisme akal, dimana hal-hal tersebut merupakan bagian dari tubuh manusia, yakni Akal, Perut dan Kelamin.

Maka dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa akar permasalahannya ialah ada pada Manusia---sifat buruk yang terdapat dalam diri manusia. Langkah penyelesaiannya ialah dengan memberi pembekalan kepada tiap individu untuk mengelola diri---mengelola Kenginan, sehingga tak jatuh dalam jurang keserakahan, yang pada akhirnya hanya membawa dampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar beserta orang-orang. Proses-proses seperti ini dalam Ajaran Islam disebut Tazkiyatun nafs atau pembersihan jiwa. Langkah awalnya ialah dengan "Mengenali Diri"---"Siapa Kita?, Dari Mana Kita Berasal?, Mengapa Kita ada di dunia ini?, akan ke mana setelah kematian?". dalam beberapa tradisi dalam ajaran lain pun menekankan pentingnya pengenalan diri ini, seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa, "Pertamakali saya harus mengenal diri sendiri", juga seperti yang dikatakan dalam Prasasti Delphi bahwa "ingin tahu tentang sesuatu yang bukan urusan saya, sementara saya masih tak tahu apa-apa tentang diri sendiri, akan menggelikan".

Hanya dengan mengenali dirilah manusia dapat berlaku baik kepada sesamanya---baik manusia maupun alam (lingkungan). menurut munawar bahwa "Siapa yang tidak pernah merasa menderita, tidak mungkin bisa menghayati penderitaan orang lain", (Budi Munawar Rachman, 2011 : 126).

Jika Nafsu Manusia yang tak terkontrol merupakan akar kapitalisme, maka tentunya upaya melawan kapitalisme sama saja dengan melawan Diri sendiri (Nafsu), dan dalam Hadist Nabi bahwa Melawan hawa nafsu sebagai jihad akbar, perang seumur hidup. Maka perlawanan terhadap kapitalisme merupakan Perang Panjang---Seumur Hidup.

Daftar Pustaka :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun