Pertumbuhan Kota BesarÂ
Kota-kota besar di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat. Jakarta, sebagai ibu kota negara, telah menjadi magnet bagi migran dari seluruh Indonesia. Menurut BPS, populasi Jakarta meningkat dari 8,3 juta pada tahun 1980 menjadi lebih dari 10,5 juta pada tahun 2020. Pertumbuhan ini menciptakan berbagai tantangan, termasuk kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, dan masalah lingkungan.Â
Dampak Sosial dan EkonomiÂ
Urbanisasi telah membawa dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Di satu sisi, urbanisasi menciptakan peluang kerja dan akses yang lebih baik terhadap layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Namun, di sisi lain, urbanisasi juga menyebabkan kesenjangan sosial, dengan banyak penduduk perkotaan yang tinggal di permukiman kumuh tanpa akses yang memadai terhadap layanan dasar.Â
Implikasi Terhadap Struktur DemografiÂ
Migrasi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi Indonesia dalam beberapa cara penting:Â
Perubahan Komposisi UsiaÂ
Migrasi ke kota-kota besar seringkali didominasi oleh penduduk usia produktif (15-64 tahun). Hal ini menyebabkan proporsi penduduk usia produktif di kota-kota besar lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Sebagai contoh, menurut data BPS tahun 2020, 68% penduduk Jakarta berada dalam kelompok usia produktif, dibandingkan dengan hanya 55% di daerah pedesaan.Â
Urbanisasi dan FertilitasÂ
Urbanisasi juga berdampak pada tingkat fertilitas. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat fertilitas di daerah perkotaan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah pedesaan. Pada tahun 2020, tingkat fertilitas total (TFR) di daerah perkotaan adalah 2,1 anak per wanita, sementara di daerah pedesaan adalah 2,6 anak per wanita. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dan perbedaan dalam pola hidup dan nilai-nilai budaya.Â