Ilmu nahwu memiliki relevansi dalam memahami struktur kalimat dan kaidah bahasa Indonesia dan tata bahasa. Nahwu membantu dalam memahami tata bahasa Arab, sedangkan kaidah bahasa Indonesia membantu dalam penggunaan dan pemahaman bahasa Indonesia. Keduanya penting untuk komunikasi yang efektif dalam penulisan dan percakapan sehari-hari.
Dalam kaidah bahasa Indonesia, isim merujuk pada kata benda atau kata ganti benda yang digunakan untuk menyebutkan orang, hewan, benda, atau konsep. Contohnya, "meja," "buku," "mereka," dan "itu" termasuk dalam kategori isim. Isim dapat menjadi inti dari suatu frasa atau kalimat, memainkan peran sebagai subjek, objek, atau pelengkap.
Dalam ilmu nahwu, kata kerja benda (fi'il ma'lum) adalah kata kerja yang merujuk kepada suatu benda atau objek. Contohnya, dalam kalimat "Dia membaca buku," kata "membaca" adalah kata kerja benda yang mengacu pada benda "buku."
Kemudian, kata bantu (harf ma'lum) adalah kata-kata yang memberikan tambahan informasi terkait kata kerja, seperti waktu, tempat, atau cara. Contoh kata bantu adalah "di," "ke," "dengan," dan sebagainya. Dalam kalimat "Dia membaca buku di perpustakaan," kata "di" adalah kata bantu yang menunjukkan tempat membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H