Mohon tunggu...
Emanuel Ramdani
Emanuel Ramdani Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Scientist yang belajar mendalami manusia lewat fotografi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kalo Kamu Ga Suka Acaranya, Tinggal Ganti Channel Saja

15 Desember 2014   21:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:15 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pikiran saya terlempar kembali ke masa kecil saya, dimana begitu banyak acara-acara televisi yang (bagi saya) amat sangat berkualitas. Saya dulu termasuk anak-anak yang sangat suka menghabiskan waktu di depan televisi. Adalah suatu hal yang berat jika saya diharuskan meninggalkan ruangan tempat televisi saya berada, bahkan hanya untuk sebentar saja. Bagi saya, acara-acara layar kaca Indonesia benar-benar membantu saya berkembang menjadi pribadi yang keren seperti sekarang. Imajinasi dan kreativitas saya dalam belajar dan bekerja benar-benar terpupuk oleh acara-acara televisi tersebut. Banyak kuis-kuis yang bagus dan menambah pengetahuan umum saya. Acara pendidikan anak seperti Dodo's come back, membantu saya supaya mencintai lingkungan. Acara kartun pun bervariasi. Saya merasa dimanjakan oleh acara-acara tersebut.

Pikiran saya akhirnya kembali ke realita, acara pertelevisian di masa kini. Entah kenapa saya akhir-akhir ini malas menonton TV karena menurut saya acaranya tidak sebagus dulu. Memang masih ada yang bagus, tapi bagi saya masih belum berimbang jika dibandingkan dengan yang tidak berkualitas. Bahkan akhir-akhir ini sepertinya sedang ada trend pernikahan yang disiarkan langsung di televisi, pun kelahiran. Apa sebenarnya esensi dari acara tersebut? Valuenya apa? Saya tidak heran jika anak-anak sekarang jadi tereh beger, soalnya mereka dijejali dengan cinta, pernikahan, gosip, sinetron, dll. Saya juga tidak heran kenapa acara televisi Indonesia tidak ada yang menang di acara yang saya lupa namanya.

Sebenarnya sudah banyak kritik dari orang-orang mengenai acara pertelevisian sekarang. Namun, entah kenapa sepertinya tidak ada perubahan signifikan. Suara-suara kritik sepertinya tidak didengar dan mungkin tidak lebih berharga dari gonggongan anjing. Dan yang paling miris, banyak orang yang berkomentar "Kalo tidak suka, ganti saja channelnya". Pernyataan ini juga dilontarkan oleh salah satu anggota DPR yang terhormat. Bagi saya, pernyataan seperti itu sangatlah menunjukkan ketidakpedulian.

Ada alasan kenapa pernyataan "Ganti saja channelnya" menunjukkan bahwa mereka orang yang tidak peduli. Pertama, mereka tidak sadar bahwa yang sedang digunakan adalah frekuensi publik yang notabene memiliki hak untuk mendapatkan layanan bermutu. Kedua, mereka tidak tidak peduli bahwa di beberapa tempat di Indonesia, tidak semua channel dapat tertangkap. Mungkin hanya ada satu channel saja dan mereka tidak punya pilihan lain sehingga harus menonton acara tersebut. Ketiga, siapa mereka sehingga mereka bisa "memaksa" orang untuk mengganti channel? Bukankah kewajiban bagi pemilik stasiun televisi untuk memberikan acara mendidik bagi masyarakat?

Begitu saja unek-unek dari saya. Boleh saja orang tidak setuju dengan tulisan saya, tapi saya tidak akan menyuruh mereka untuk membaca tulisan lain :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun