Pada kata kebijakan dalam berkarya seni sastra puisi itu memang sangat tidak mudah untuk di lakukan, namun sangat mudah untuk di lakukan dalam segi perbuatan dan tindakan. Pada dasarnya seni sastra puisi itu adalah bahasa sehari-hari yang digunakan secara teratur namun tidak berkesudahan. Sastra puisi adalah bahasa sehari-hari yang sangat sudah dirubah sedemikian rupa, diperhalus bahasa dengan susunan karakter yang sangat rapi dan tersembunyi. Dari yang tersurat dan yang tersirat.
Berawal dari dunia maya/facebook, maka komunitas sastra puisi Coretan Dinding Kita, bermetamorfosis merubah maya menjadi nyata, dengan terus giat melakukan pembuatan buku antologi puisi secara berkesinambungan/jangka panjang, untuk melestarikan lagi bahasa puisi/membudidayakan budaya seni sastra puisi secara teratur. Tanpa kenal lelah dan tanpa ada kata basa-basi hanya berkoar yang tidak pasti.
Komunitas sastra puisi Coretan Dinding Kita, kini sudah menelurkan 3 (tiga buah) buku antologi puisi secara beriringan, dari 7 Pena Hijau, Manusia dan Mata-mata, Tuhan, lalu kini mengeluarkan kembali buku antologi puisi ini yang berjudul: Cinta, Rindu dan Kematian. Yang mengikuti lebih dari 113 Penulis yang berasal dari daerah di Negeri Indonesia, yang berstatus dari warga negara Indonesia yang bermukim di luar negeri, lalu ada yang datang dari warga negara asing, seperti Malaysia, Singapore,.
Pembuatan buku antologi puisi, dari komunitas sastra puisi Coretan Dinding Kita, ini adalah sang icon dari pemasangan bendera beberapa Negara yang ada di asia tenggara ini. Sekaligus adalah cermin dari puisi perdamaian di negara ASIA TENGGARA ini.
Salam sastra puisi dan Salam kebangkitan budaya seni sastra puisi
Poetry the power of change
Jakarta, Juli 2013
Komunitas Sastra Puisi Coretan Dinding Kita.
Raya langit Rokibbah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H