Mohon tunggu...
Rambang Basari
Rambang Basari Mohon Tunggu... Wiraswasta - 3B adalah kunci kesuksesan (Belajar, Berusaha dan Berdoa)

Bagi saya apapun yang di niati dengan awal baik, direncanakan dengan baik, dan dikerjakan dengan maksimal Insyallah hasilnya akan baik, jika gagal kembali lihat niat kita, perencanaan kita dan pelaksanaan kita.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memahami Penyebaran Berita Hoaks Melalui Media Secara Teoritis

28 Mei 2020   12:55 Diperbarui: 28 Mei 2020   12:52 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi | screenshot

Media dengan kekuasaanya yang begitu besar terhadap opini public sangat mudah dalam menggiring opini masyarakat, sehingga opini yang kita pahami dan miliki dapat berubah secara periodic dalam kehidupan kita. Hal tersebut karena karakter media yang ubikuitas atau ada dimana-mana, selain itu media juga memiliki karakter konsonasi dimana media sama dalam hal sikap, keyakinan, dan nilai sehingga pengulangan berita dari beberapa media sangat mungkin terjadi, informasi yang disampaikan media yang sama pun sering berulang-ulang sehingga karena media juga berkarakter kekumulatifan (Noell - Neuman : 1993)(1).

Oleh karena itu apabila berita hoax disalurkan melalui media maka akan tersalurkan secara berulang-ulang, dan dimana-mana hingga berita hoax itu dianggap benar atau menggiring opini public atau merubah opini masyarakat secara periodic, seperti yang dikatakan oleh Gobels dalam teori Big Lie "If you tell a lie big enough and keep repeating it, people will eventually come to believe it" (jewish virtual library organization)(2), dimana apabila sebuah kebohongan dilakukan berulang-ulang pada akhirnya masyarakat akan mempercayai kebohongan tersebut.

Perubahan opini melalui kebohongan yang berulang di media dan telah membangun kepercayaan masyarakat akan opini tersebut hingga turut menyebarluaskan sangat sesuai dengan teori Spiral Of Silence (Noell - Neumann: 1970)(3) dimana menurut Neuman orang-orang yang memiliki pendapat minoritas mengenai isu public akan dibelakang pandangan mayoritas, Neumann juga mengatakan bahwa media akan lebih berfokus kepada pandangan mayoritas dan lebih mengabaikan pandangan minoritas (Noel -- Neuman : 1983)(4).

Pengaruh media di dalam teori spiral of silence, menurut Noel -- Neuman (1993) kebanyakan populasi atau masyarakat berprilaku sesuai arahan media (Noel -- Neuman : 1993)(5),  hal tersebut disepakati oleh Nancy Extain dan Paul Truman (2002)(6) dimana Nancy dan Paul mengatakan bahwa media dapat memberikan dorongan kepada masyarakat dibelakang teori of silence, sehingga masyarakat atau public tidak kuasa untuk merespon.

Berdasarkan teori Noel -- Neuman tentang pengaruh media pada prilaku masyarakat, serta Nancy dan Paul yang mengatakan bahwa media dapat memberikan dorongan, maka hal tersebutlah yang mendefinisikan mengapa masyarakat turut menyebarkan berita bohong. Publik atau masyarakat yang tadinya tidak setuju dapat menjadi setuju dengan pemberitaan bohong dari beberapa media secara berulang-ulang sehingga terjadi perubahan opini secara periodic, bahkan keyakinan bahwa berita bohong tersebut adalah suatu kebenaran, dan berdasarkan keyakinan tersebut maka seseorang melakukan respon dengan melanjutkan atau meneruskan kebohongan tersebut ke pihak lain. Disisi lain menurut Prof. Onong Uchjana Effendy., M.A. (2003)(7) seseorang merespon dengan melanjutkan pesan kebohongan atau memberikan feedback karena 4 syarat yaitu:

Karena timing yang tepat dalam menerima pesan, dalam kondisi saat ini bisa dikatakan sesuatu yang viral, sebagai contoh berita hoax pada masa pandemi yang mengatakan bahwa tom hanks meninggal karena corona meningkat pencarian kata di google dengan "Tom Hanks Died", salah satunya di Indonesia sendiri contoh gambar google trend dibawah ini (8).

Bahasa yang dipergunakan harus dimengerti, biasanya media selalu menggunakan Bahasa yang menarik dan mudah dipahami

Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, media mainstream memiliki nilai sebagai media yang dapat dipercaya, oleh karena itu berita hoax yang disampaikan media mainstream akan lebih mudah di terima masyarakat.

Jenis kelompok dimana komunkasi dilaksanakan, pada umumnya berita hoax akan mudah diterima oleh orang-orang yang mempercayai berita hoax tersebut dari awal, yang semakin menyebar di dalam lingkungan sosial masyarakat.

Dengan terpenuhinya ke 4 syarat tersebut dalam penyebaran berita hoax, maka dorongan media akan penyebaran berita hoax dapat menimbulkan respon dari masyarakat dengan turut menyebarkan kepada masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun