Perasaan cemas, takut, tidak mampu, dan tidak percaya diri kemudian membuat mereka ingin melindungi diri dengan bersikap layaknya anak kecil. Tekanan mental berat inilah yang mungkin memicu rasa "ingin kabur dari tanggung jawab" dan membuat seseorang ingin kembali ke masa kanak-kanak yang tidak memiliki beban hidup.
Meski terkait dengan masalah psikologis, sindrom ini bukan termasuk diagnosis resmi gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau gangguan obsesif kompulsif.Â
Dilansir dari Psychology Today, Berit Brogaard D.M.Sci.Ph.D., dosen filsafat di Miami University, menjelaskan ada beberapa ciri khas yang menandakan seorang pria memiliki sindrom ini, yaitu: Cenderung berperilaku seperti anak kecil, remaja, atau orang yang lebih muda dari usianya. Biasanya, orang dengan sindrom ini juga berteman dengan orang yang lebih muda.
Selalu bergantung pada orang lain dan merepotkan orang lain. Mengharapkan untuk selalu dilindungi dan dituruti semua permintaannya. Takut dan memiliki kekhawatiran yang berlebihan jika melakukan segala sesuatu sendiri.
Tidak mau mengakui kesalahan dan melimpahkannya pada orang lain sehingga sulit untuk introspeksi diri.
Bayangkan apa yang akan terjadi bila pengidap sindrom ini memimpin sebuah negara? Jangan-jangan keruntuhan memang akan terjadi.
***
Oleh Ramayanti Alfian Rusid S.psy, Â MM.Kom
*Penulis, pengamat sosial politik dan parapsikologi. Tinggal di Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H