Mohon tunggu...
RamaTamin
RamaTamin Mohon Tunggu... Freelancer - Sahabat Diskusi Solusi Manajemen Toko Moderen

Manusia pembelajar apa yang dicintainya, yakni bisnis ritel moderen.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jangan Sampai Anda Masuk "Opname" karena Stock Opname (Bag 4)

26 Januari 2024   17:22 Diperbarui: 26 Januari 2024   17:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para ahli menyebut metode ini sebagai metode continuous atau cycle counting. Intinya, proses SO Anda lakukan secara berkala dan berkesinambungan. Silahkan pertimbangkan kategori mana saja yang masuk ke dalam tiap tiap klasifikasi yang ada.

Kami pun menyarankan Anda untuk jangan melakukan SO secara harian. Terkecuali Anda memang memiliki satu tim khusus yang memang fokus menangani hal ini. Kenapa? Alasan terkuatnya adalah kegiatan SO ini adalah sebuah kegiatan yang sangat memerlukan konsentrasi sangat besar, contoh, apa jadinya jika tim Anda yang fokusnya adalah berjualan harus pula dibebani SO harian yang kadang mereka sudah Lelah seharian melayani pelanggan Anda. Coba pelan pelan, jika ada kategori yang masuk klasifikasi SO lebih sering, mulailah pindahkan di tiap bulan.

Patut kami ingatkan untuk melakukan double check dalam SO yang terjadi. Melakukan hal ini menjadi wajib hukumnya karena untuk meminimalisir salah hitung. Setelahnya, tempel dengan stiker sudah terhitung.

Melihat komoditi apa yang Anda jual pun menjadi penting. Sebut saja Anda specialty store minimarket buah-buahan. Maka cycle counting-nya bisa menjadi sangat cepat. Bisa harian ataupun mingguan. Tentunya hal ini berdasarkan dari masa segar atau masa layak jual dari barang dagangan Anda. Perhatikan juga kapan saja waktu toko Anda menurun jumlah kunjungannya. Seandainya saja Anda memahami ini maka kemungkinan SO tanpa tutup toko bisa terjadi.

Selisih Barang?

Jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan pembebanan nilai selisih barang kepada tim Anda. Hal ini menjadi lumrah bagi para pengusaha toko moderen. Padahal sesungguhnya hal ini belum tentu sesuai penerapannya.

Penentuan persentase toleransi selisih pada tiap barang dagangan setelah hasil SO kadang menjadi beban dari tim Anda.

Kami mengajak Anda untuk berpikir ulang penerapan ini. Setelah double check terjadi namun masih saja terjadi selisih maka langkah selanjutnya adalah proses investigasi untuk menemukan penyebab yang terjadi. Bagi Anda yang belum total dalam penerapan manajemen ritel secara terpadu patut untuk melakukan introspeksi atas hal ini.

Bisa saja penyebab sebenarnya adalah sistem yang belum komprehensif penerapannya. Dari hulu hingga ke hilir. Lebih lebih ternyata sebelumnya Anda baru saja berpindah dari metode manual kepada software. Pastinya banyak celah terjadinya selisih stok dalam bisnis Anda. Bahkan lewat software sekalipun, selisih bisa saja terjadi dikarenakan software itu sendiri.

Anda patut membebankan ganti rugi kepada tim Anda setelah rangkuman investigasi ditemukan bahwa pelaku utama adalah tim Anda sendiri baik karena human eror, lebih lebih karena kecurangan. Hal ini bukan hanya ganti rugi saja namun silahkan bawa ke ranah hukum untuk menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun