Mohon tunggu...
Ramadhan tahir
Ramadhan tahir Mohon Tunggu... Seniman - Membaca ,menulis, berbicara

Lahir dari keluarga yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tokoh Muda Alkhairaat: Pentingnya Menafsir Ulang Kepahlawanan Guru Tua

22 November 2021   10:35 Diperbarui: 22 November 2021   10:46 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Palu, - Tokoh Muda Alkhairaat Mohammad Sadig Alhabsy mengatakan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua adalah pribadi yang memiliki semangat, pemikiran, dan aktivitas dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah yang melintasi zaman.

"Tugas kita untuk menafsirkan warisan Guru Tua agar sesuai dengan konteks hari ini," katanya sebagai narasumber di kegiatan diskusi Online dengan tema Menakar Eksistensi Alkhairaat di Masa Depan dari Sudut Pandang Tokoh Muda Alkhairaat, Sabtu (20/11/2021).

Menurut Sadig menyuarakan pentingnya memberikan makna baru mengenai Guru Tua dan Alkhairaat bukan baru kali ini.

"Yang berbeda, saat ini saya menggunakan media kekinian, streaming youtube dengan format dialog," paparnya.

Ia mengaku dialog seperti itu, akan diadakan secara kontinyu dalam beragam topik, dari beragam sudut pandang, dalam konteks semangat kepahlawanan Guru Tua dan Kealkhairatan, bukan hanya di Sulawesi Tengah, melainkan Indonesia dan dunia Internasional.

"Sebagai organisasi terbesar di Indonesia bagian tengah dan timur, sudah saatnya Alkhairaat memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan bangsa dan dunia Islam pada umumnya," harapnya.

Sebagai organisasi menurutnya, modal kekuatan jaringan madrasah dari kota hingga desa, waktunya Alkhairaat bergerak lincah untuk selalu selaras dengan semangat Islam yang 'shalih likulli zaman wa makan'.

"Oleh karena itulah, kita perlu melihat dan merumuskan kembali jadi diri kita," tuturnya.

Ia mengatakan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Alkhairaat besar secara kuantitas, dari aspek jumlah, namun belum dari aspek kualitas.

"Kita belum melihat satupun lembaga pendidikan di dalam lingkungan Alkhairaat, mulai dari PAUD hingga Universitas yang dijadikan contoh bagi lembaga pendidikan lainnya. Boleh jadi ada yang belum sesuai dari cara kita mengelola kekuatan lebih dari 1500 cabang madrasah," katanya.

"Berkaca pada Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (Maarif) yang memberikan keleluasaan kepada setiap warganya untuk mendirikan madrasah atas nama mereka, tanpa banyak ikut campur," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun