Mohon tunggu...
Rama Romeo
Rama Romeo Mohon Tunggu... -

memandang dari sudut yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ikhlas Bayar Pajak? Plisss Deh...

24 Maret 2015   08:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:09 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tergelitik saja dengan statemen Dirjen Pajak yang baru, Sigit Priadi Pramudito. Dari beberapa kali acara, statemen itu berulang-kali diucapkan. Statemen apa yang dimaksud? Antara lain, dia mengatakan program kerja (untuk mencapai target sudah bagus). Kemudian, ia akan berusaha memenuhi target penerimaan, agar rakyat sejahtera. Karena pegawai DJP adalah rakyat, maka yang pertama disejaterakan dulu adalah pegawai DJP.

Yang paling menarik lagi adalah, soal keikhlasan rakyat membayar pajak. Mengapa menarik? Di antara ketiga statemen yang terasa konyol, maka statemen terakhirlah yang kelihatan bodoh. Bodoh sebagai orang pajak, bodoh dalam pengertian diucapkan oleh seorang Direktur Jenderal Pajak, yang menanggung beban penerimaan pajak lebih dari seribu triliun.

Sejak zaman kuda gigit besi, tidak ada istilah orang ikhlas membayar pajak. Pajak itu sesuatu iuran yang wajib, bahka bersifat "bisa dipaksakan" kepada rakyat (wajib pajak). Istilah-istilahnya pun tidak ada bau-bau ikhlas: Surat Pemberitahuan, utang pajak, tunggakan pajak, pengemplang pajak, pembukuan ganda untuk menghindari pajak, dan sebagainya.

Miris saja, beban penerimaan negara yang begitu besar, disandang oleh pejabat yang (dilihat dari statemennya) tidak kapabel. Saya berani bertaruh, bahkan bertaruh dengan dirjen pajak Pak Sigit, dan berani bertaruh dengan 30-an ribu pegawai DJP, bahwa target pajak 2015 TIDAK AKAN TERCAPAI.

Mudah-mudahan saya salah. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun