Mohon tunggu...
Rama Maulana
Rama Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ramoy

Tetap fokus dan teruskan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjuangan Seorang Ibu

14 Oktober 2021   17:34 Diperbarui: 14 Oktober 2021   17:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

IBU adalah sosok yang rela berkorban apa pun demi sang buah hati. Ibu adalah seorang yang mencintai anaknya mulai dari kandungan sampai menginjak dewasa. Ibu yang selalu memberikan kebahagian kepada anak-anaknya dan Ibu yang selalu mengingatkan anak-anaknya jika ada perilaku yang menyimpang. Ibu rela berkorban mementingkan kepentingan anak-anaknya daripada diri sendiri.

 Ada banyak pengorbanan Ibu disaat hamil dan melahirkan. Ibu melakukan banyak pengorbanan secara mental maupun fisik. Dari emosi yang naik turun, mudah menangis hingga mual maupun muntah. Belum lagi saat melahirkan, Ibu harus kuat secara mental maupun fisik agar bayi lahir dengan selamat. Ibu rela mengorbankan hidupnya demi kehidupan sang buah hati. 

Perjuangan Ibu tidak habis sampai di situ. Setelah mengandung dan melahirkan, Ibu juga harus membina dan merawat anaknya. Dengan penuh hati-hati, ibu selalu mengajarkan anaknya mengucap kata demi kata. Mengeja setiap deretan kata yang terucap dari mulutnya untuk anaknya ikuti. Ibu memberi semangat saat anaknya mulai menyerah. Tak jemu-jemu memberikan nasihat dengan penuh cinta dan semangat yang menguatkan. Ibu tidak akan pernah rela anaknya merasakan kesulitan yang pernah ia rasakan. 

Kebahagiaan anak adalah segalanya bagi ibu. Di setiap doanya selalu terselip doa untuk anaknya. Ibu berjuang demi memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Berjuang mati-matian siang dan malam membantu mencari sesuap nasi agar anaknya tumbuh dengan sehat dan dapat menempuh pendidikan yang setinggi-tingginya. Namun, terkadang secara tidak sadar, kita melukai perasaannya. Perasaannya sedih, hatinya mungkin menangis, namun ia tidak pernah menunjukkan itu semua di depan anaknya. 

Sosoknya akan selalu melekat dalam hati dan tak akan pernah terganti. Senyum yang tersungging bagaikan pelangi yang muncul dikala rintik hujan berhenti. Pancaran matanya bagaikan sinar yang selalu menerangi setiap langkah kita. Ibu menjadi sosok yang seakan menjadi cahaya yang akan terus menyala dalam hidup kita. 

Ibu, Terima kasih atas segala keringat yang bercucuran, saat kau merawatku. Ibu, aku mencintaimu, Dan terima kasih untuk ibu-ibu hebat di seluruh dunia semoga harimu penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun