Mohon tunggu...
Zahra Kayla Ramadlani
Zahra Kayla Ramadlani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Suka membaca buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Sawah yang Memberikan Banyak Cerita

13 September 2024   10:35 Diperbarui: 13 September 2024   10:48 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sawah adalah hal yang tak jarang dijumpai dalam kehidupan pedesaan yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat menanam kebutuhan hidup, tetapi juga sebagai bentuk sosial yang mempertemukan antara banyak individu dan banyak nya kalangan yang terdapat di dalam nya. Kehidupan di sawah memberikan suatu khas yang menarik tentang hubungan antara manusia dan alam, serta interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Dalam berbagai hal, ternyata sawah memiliki peran penting dalam proses pembentukan suatu budaya dan kebersamaan di masyarakat pedesaan dalam hal kecil yang mungkin hanya kita jumpai di beberapa daerah tertentu saja.

Pada pagi hari, saat matahari mulai terbit, seorang petani berangkat ke sawah dengan membawa alat mainnya yang ia butuhkan seperti cangkul, sabit, atau garu. Para petani berjalan menuju lahan sawah yang dimiliki nya masing-masing, saling menyapa dan bergosip ahahaha layaknya cerita masalah berbagai hal, mulai dari halangan yang ada disawah hingga masalah lelah yang dirasakan nya. Tak hanya sebuah sawah sebagai tempat bekerja ternyata secara tidak langsung membentuk gotong royong. Para petani sering kali saling membantu dalam menanam padi, memanen, atau menjaga sawah dari hama. Dalam proses ini, terbentuk lah rasa saling peduli dan pengertian yang kuat di antara mereka.

Gotong royong di sawah memiliki nilai + kebersamaan yang menjadi khas masyarakat pedesaan .Bekerja di sawah bukan hanya soal menanam dan memanen, tetapi juga membangun hubungan sosial yang mendalam. Pada saat musim tandur , misalnya, biasanya para petani berkumpul dan bekerja secara bergantian di sawah masing-masing(lebotan) sebutannya. Mereka tidak hanya saling membantu dalam hal tenaga, tetapi juga dalam hal makanan(krobok). Dalam moment kebersamaan tersebut, sering kali muncul percakapan-percakapan ringan yang mempererat ikatan sosial mereka.

Fenomena sosial lainnya yang menarik di sawah adalah keterlibatan berbagai usia dalam proses bertani. Dari anak-anak hingga orang tua, semua turut serta dalam menikmati sawah. Anak-anak sering bermain (kecek)di tepi sawah atau membantu orang tua mereka dengan tugas-tugas ringan(daut). Ini menjadi bagian dari hal yang harus dipelajari bagi generasi muda tentang pentingnya sawah dalam kehidupan mereka. Melalui kegiatan di sawah, mereka belajar tentang nilai kerja keras, kebersamaan, dan penghargaan terhadap lingkungan.

Sawah juga menjadi tempat bertemunya berbagai tradisi dan budaya lokal(megengan) salah satunya. Di beberapa daerah, masih sering dilakukan adat tersebut setelah merasa tanaman sudah mulai menteng sebutannya para pemilik sawah memulai saling bergantian untuk melakukan megengan bentuk syukur atas nikmat yang akan didapatkan . Hal ini biasanya diiringi dengan doa kepada Tuhan dan ditujukan juga kepada para keluarga yang telah tiada dengan berharap agar hasil panen melimpah dan terhindar dari bencana. Hal tersebut menunjukkan betapa sawah tidak hanya berfungsi sebagai lahan ekonomi, tetapi juga sebagai tempat yang penuh makna.

Selain itu, sawah kerap menjadi latar bagi kegiatan sosial lainnya, lomba Agustusan, acara selamatan desa, atau perayaan panen. Saat musim panen tiba, masyarakat sering mengadakan syukuran sebagai bentuk terima kasih atas hasil panen yang baik(sedekah bumi). Acara-acara ini biasanya diadakan di daerah rumah yang bertempat di sekitar sawah, di mana semua warga berkumpul, berbagi makanan, dan merayakan kebersamaan.

Namun, di balik semua fenomena sosial yang terjadi di sawah, ada juga tantangan yang dihadapi oleh para petani. Perubahan cuaca, air bersih, dan alih fungsi lahan menjadi masalah besar yang mengancam kegiatan yang ada di sawah sebagai hasil bumi dan sumber ekonomi. Banyak lahan sawah yang beralih fungsi menjadi kawasan industri atau perumahan, mengurangi luas lahan pertanian yang tersedia. Hal ini berdampak pada berkurangnya interaksi sosial yang selama ini tumbuh di sekitar sawah.

Meski demikian, sawah tetap memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Sebagai tempat bekerja, sawah menawarkan lebih dari sekadar sumber penghidupan. Ia menjadi ruang di mana hubungan kepedulian terbangun, nilai-nilai istiadat dipertahankan, dan kemakmuran masyarakat pedesaan terjaga. Dalam hal ini, sawah bukan hanya sekedar alam hijau, tetapi juga simbol kehidupan yang menyatukan berbagai aspek sosial, ekonomi, dan budaya di pedesaan.

Dengan demikian, fenomena sosial di sawah menunjukkan kekayaan interaksi manusia yang harmonis dengan alam dan sesama. Sawah menjadi cerminan kehidupan sosial yang penuh dengan nilai-nilai kebersamaan, kerja keras, dan gotong royong, yang semuanya memiliki peran penting dalam menjadi identitas masyarakat di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun